"Maaf, Princessa.
Kecemburuan tak berdasarku yang merusak segalanya. Sebegitu takutnya aku kehilanganmu, rasa takut yang membuatku nyaris gila. Ketakutan yang justru ... Benar-benar membuatku kehilanganmu."I've been ... Losing you, Princessa.
- Aksa Mahatma
🦀🦀🦀
*** Flashback ini berhubungan dengan flashback di part 22-usai ***
Lima tahun yang lalu ...
"Huaaaaaaa .... Ciuman pertama gue!"
Saat tiba di anak tangga kedua paling atas, samar-samar Eagan mendengar suara nyaring dari arah pintu rooftop.
Tidak terlalu jelas yang ia dengar, namun ia hafal pemilik suara melengking yang tertangkap indera pendengarannya.
BRAKK!!
Pintu terbuka secara tiba-tiba. Cessa yang tengah berlari sembari menutup mulutnya dengan kedua tangan, tidak dapat mengantisipasi adanya seseorang dari balik pintu yang ia buka.
Tubuh mungilnya menubruk cukup keras dada bidang itu. Bau maskulin bercampur pinus yang sangat Cessa hafal menguar memenuhi penciumannya.
Hampir saja tubuh mereka terjatuh di tangga jika saja Eagan tidak berpegangan pada penyangga.
Cessa refleks mendongak. Postur Eagan menjulang di hadapannya, tinggi Cessa hanya sebatas bahu Eagan.
Wajah cantiknya nyaris tak terlihat karena tertutupi oleh rambutnya yang menjuntai berserakan ke depan.
"Princess?" Eagan bergumam dengan senyumnya yang meneduhkan. "Ngagetin aja. Bolos lagi, hm?" tanyanya sembari merapikan rambut Cessa yang berantakan agar wajahnya terlihat.
Cessa menegakkan tubuhnya. "Hm. Biasalah, ketiduran di perpus, hehe," kata Cessa dengan senyum lebar sembari merapikan poninya.
"Wajah kamu kenapa merah gitu?" kerutan tercetak samar di dahi Eagan saat mendapati wajah Cessa semerah kepiting rebus.
Cessa nampak gelagapan seperti maling kepergok tengah mencuri barang. "Ah, em ... Nggak apa-apa, karena cuaca lagi panas aja."
Kemudian Cessa menepuk jidat saat teringat sesuatu, "astaga ... Kan udah bel tadi! gue ke kelas dulu, ya. Bye, Eagan!"
Tubuh kecil Cessa melewatinya kemudian berlari tergesa menuruni anak tangga. Eagan yang melihatnya hanya tersenyum kecil kemudian melangkah memasuki kawasan rooftop.
.
.
."Demitria, lo sahabat gue, 'kan?"
Kalimat itulah yang sampai ke telinga Eagan begitu ia sampai di atap sekolah. Mendapati Aksa tengah berdiri membelakanginya dengan kedua lengan bersandar pada pagar pembatas rooftop.
Eagan memasukan tangannya dalam saku celana, "ngomong apa sih, lo? Ya iyalah, lo pake nanya segala."
"Gue suka sama Cessa."
KAMU SEDANG MEMBACA
BREATHLESS [Remake]
Romance"Cause you are my breathless." --Breathless-- *** Memiliki kekasih dengan kepossesifan tingkat neraka, membuat hidup yang sudah Cessa tata sedemikian rupa menjadi kacau tak karuan. Ini tentang toxic relationship seorang Aksa Mahatma pada Princessa...