Beberapa hari sebelum insiden penculikan ...
Cessa bercermin sejenak merapikan kembali rambutnya lalu mengambil clutch yang sudah ia siapkan di atas meja.
Di halaman rumah, Eagan terpaku saat Cessa keluar dengan atasan lengan panjang warna nude dengan punggung yang bebas, dipadukan dengan jeans hitam ketat.
Coat berwarna coklat tua tersampir di atas lengannya yang menggenggam clucth, serta boots panjang dengan heels setinggi 9 senti meter serta rambut yang dibiarkan tergerai bergelombang ikut menyempurnakan penampilannya kali ini.
Cessa terlihat sangat feminin, elegan, dan ... Cantik.
Eagan sendiri sudah rapi dengan coat hitam panjang selutut yang membalut tubuhnya yang mengenakan sweater berwarna putih dan celana hitam panjang.
"You look perfect today, Princess," pujinya.
Cessa tersenyum manis. "kamu juga, tentu aja."
Eagan mengulurkan satu tangannya. "kita pergi sekarang?"
"Ya."
Eagan menuntun Cessa menuju mobilnya. Sudah ada sopir yang siap membukakan pintu untuk mereka.
"Kita mau ke mana?" tanya Cessa begitu mobil telah melaju di jalanan ibukota.
Eagan menoleh sekilas dengan senyumnya. "Kamu bakalan tahu nanti."
Rupanya Eagan membawa Cessa ke salah satu hotel mewah di Jakarta. Cessa pikir, Eagan akan mengajaknya makan malam romantis di tempat ini. Namun nyatanya pria itu membawanya ke lantai teratas gedung yang merupakan rooftop dengan landasan pacu.
Di sana sudah ada beberapa petugas penerbangan serta pengawal juga sebuah helikopter yang sudah siap landas.
"Wow ... Mr. Grey, aku terkesan banget bisa punya kesempatan jadi Anastasia Steele malam ini," gurau Cessa diiringi senyuman indah.
Eagan tertawa ringan. "Sayang sekali, Princess. Aku lagi tidak kepingin mengemudikannya. Maybe, lain kali? Dengan senang hati aku bakal jadi Mr. Grey-mu."
Cessa tampak terkejut. "Kamu sungguh-sungguh mau jadiin aku wanita beruntung kayak Anastasia Steele? Oh, come on, aku cuma bercanda, Eagan," kata Cessa sambil menutup mulutnya yang setengah terbuka, lalu fokus menatapi helikopter yang berada tak jauh darinya.
"Kenapa enggak? Apapun untukmu, Princess."
Wajah Cessa kian bersemu kemerahan. Eagan yang pendiam kini semakin berani menggodanya.
"I want you to be mine. Aku nggak mau kamu pergi lagi, apalagi kembali sama dia."
"Ha? Maaf, karena bising aku tak nggak bisa dengar kamu ngomong apa." Cessa menoleh cepat, sementara Eagan hanya tertawa renyah.
"Nggak apa, bukan hal penting kok."
Pria itu mengambil mantel yang menggantung di lengan Cessa dan memakaikannya pada wanita itu. "Pakai mantelnya, cuaca lagi dingin banget sekarang."
Cessa hanya tersenyum saja atas perlakuan manis yang Eagan tunjukkan.
Eagan mengulurkan tangan, dan Cessa menerimanya lalu naik ke dalam helikopter.
Tubuh Eagan mendekat padanya, membuat Cessa seketika menahan napas. Eagan menaikkan alis, kemudian wajahnya maju hingga hidung mereka hampir saja bersentuhan. "Kamu gugup, Princess? Bukannya naik kendaraan udara bukan hal asing buat kamu?"
"Kenapa? Kamu pikir aku mau cium kamu, ya?" Cessa mengerjap. Eagan yang melihatnya hanya terkekeh, lalu tangannya meraih sabuk pengaman empat sisi itu dan memasangkannya di tubuh Cessa. "kamu belum pake sabuk pengaman, Princess," lanjutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
BREATHLESS [Remake]
Roman d'amour"Cause you are my breathless." --Breathless-- *** Memiliki kekasih dengan kepossesifan tingkat neraka, membuat hidup yang sudah Cessa tata sedemikian rupa menjadi kacau tak karuan. Ini tentang toxic relationship seorang Aksa Mahatma pada Princessa...