51. Kidnapped

789 95 12
                                    

Cessa mengerjap pelan. Mata coklat madu itu mendongak saat merasa kepalanya berputar dan pusing menyerang.

Tubuhnya sangat lemas, namun ia menyadari kedua tangan dan kakinya terikat. Perlahan kedua mata itu akhirnya terbuka.

"Ah, putri tidur akhirnya bangun juga."

Ia sempat meringis pelan sebelum akhirnya menoleh ke sumber suara. Lalu mendapati Dhika tengah duduk santai di sofa dengan sebuah ponsel di tangan kirinya.

"Lo beneran orang yang kirim video itu ke gue? Video Snapchat Aksa sama Rea yang akhirnya gue viralin buat bongkar perselingkuhan mereka."

Lelaki berhoodie hitam itu tampak tertawa seolah pertanyaan Cessa hanyalah lelucon belaka. "Lo baru sadar bukannya nanya kenapa gue culik lo, malah nanya soal kebenaran video itu. Ckck ... seolah nyawa lo gak lebih penting dari pertanyaan lo."

"Ngapain juga gue khawatirin nyawa gue yang gak berharga." Gadis itu terkekeh pelan. "Lo gak tahu aja serusak apa hidup gue sekarang."

Dhika mengangguk pelan, meski cukup terkejut sebenarnya karena Cessa mengatakannya dengan begitu santai. Seolah topik yang mereka bahas hanya lah obrolan ringan di meja makan.

"Gue ngintai lo dari jauh selama ini. Sebelum lo ke Singapura dan dapat penjagaan ketat kayak sekarang. Jadi, gue gak kaget sama jawaban lo."

Langkah pria itu tak berhenti meski kini ia di hadapan Cessa yang sedang duduk di lantai dengan tangan dan kaki diikat tali yang sangat kuat.

Kemudian Dhika memutari tubuh lemah itu sampai akhirnya berjongkok di sebelahnya. "Lo gak pengen nanya, alasan gue culik lo?" bisiknya pelan di telinga Cessa.

"Gue lebih tertarik alasan lo kasih video itu ke gue, dan dari mana lo dapatin semua itu." Lalu Cessa menoleh pada Dhika. Dengan wajah malas ia kembali berkata, "kalau alasan lo nyulik gue, kayaknya gue tahu."

Dhika mengangkat sebelah alis, menatap Cessa dengan penuh minat. "Kalau tebakan lo bener soal alasan gue culik lo, gue bakal jawab pertanyaan lo itu."

Cessa menatap sembarang dengan tatapan menerawang. "Meski gue gak punya bukti dan gak nyari tahu, tapi gue yakin pelaku penyerangan lo waktu itu mantan gue. Kayaknya tujuan lo yang sebenarnya, ya mantan gue, tapi lo gunain gue buat balas dendam ke dia. "

"Lo pinter juga." Dhika tertawa iblis. Lalu tiba-tiba tangan kirinya mencengkeram rahang Cessa kuat. "Lo mau tahu, apa aja yang udah dilakuin si bangsat itu ke gue?"

Dika berteriak marah di depan wajahnya. "Dia bikin gue jadi cacat, bahkan bikin gue jadi manusia gak berguna sampai-sampai Ayah gak sudi liat muka gue, sialan!"

Entah mengapa rasa bersalah bergelayut di hati Cessa. Walau bagaimana pun, karena dirinya lah lelaki ini mendapat kesengsaraannya.

"Gua minta maaf, kak." Cessa memejamkan matanya erat. "Karena gue hidup lo jadi berantakan." 

Dhika melepaskan cengkramannya dengan kasar lalu membuang wajah. Lelaki itu pun beranjak dan berdiri membelakangi Cessa sembari berkacak pinggang. "Diam-diam gue awasi kalian semua selama ini."

Lalu ia menoleh pada Cessa dengan tatapan dingin. "Lo mau tahu dari mana gue dapat video itu? Gue jambret Rea pas dia lagi sendirian di jalanan deket apartemen Aksa. feeling aja sih, gue yakin akan ada banyak hal menarik yang gue temuin di ponsel seseorang yang terlibat hubungan gelap." 

Gadis itu tersenyum masam. "dan lo milih buat kirim video itu ke gue biar lo bisa rusak reputasi Aksa tanpa perlu ngotorin tangan lo sendiri. Karena kalau lo sendiri yang kirim, Aksa pasti bisa ngelacak lo dan bakal hancurin lo sebelum lo sempat balas dendam sama dia." 

BREATHLESS [Remake]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang