Hai^^
Terima kasih teruntuk kamu yang masih stay menunggu cerita abal-abal ini wkwk
Aku kesulitan bagi waktu karena cerita sebelah demo terus minta up, sementara di lapak lain pun aku juga dikejar target. Alhasil selalu Cessa yang jadi korban sampai-sampai terbengkalai segtu lama >,<
Yuk, tinggalkan vote dan komen buat kasih tahu aku ada yang masih nungguin akhir cerita Cessa^^
Happy reading~
(*)
Cessa berjalan mengendap-endap dengan netra menyisir ke segala arah menuju pintu belakang yang biasa digunakan para pekerja di rumahnya.
Ia menaikkan kupluk hoodie kebesarannya menutupi kepala, kemudian menenggelamkan kedua tangannya dalam saku hoodie yang terletak di bagian perut. Dewa sudah mengurangi jumlah pengawal yang berjaga karena kondisi Cessa yang telah membaik, pun kebanyakan berpusat berjaga di pintu depan demi mencegah Aksa kembali berulah.
Cessa berhenti melangkah saat menemukan seorang pelayan muda sedang mengendap-endap sepertinya sembari mengeluarkan kunci hendak membuka pintu belakang dapur.
"Sedang apa kau di sini?"
Pelayan itu kaget luar biasa, hampir saja menjatuhkan kunci itu jika saja Cessa tidak sigap mengambilnya. "Kau bisa membuatku tertangkap," gumam Cessa pelan dengan senyuman kecilnya.
Pelayan itu sontak menunduk ketakutan begitu menyadari siapa seseorang yang berada di hadapannya. "Maaf, Nona. Saya ... saya-"
"Sshht!" Gadis itu melotot, refleks menutup mulut pelayan itu sembari mengedarkan pandangan. "Jangan berisik, nanti ketahuan."
Setelah pelayan tersebut menganggukkan kepalanya, barulah Cessa melepaskan tangannya. "Kau hendak keluar, 'kan? Aku ikut."
"T-tapi, Nona ...."
Cessa kembali melotot. "Aku ikut atau kau kuadukan pada butler Ira karena menyelinap malam-malam dengan satu kantong mencurigakan."
"Baik, baik!"
Pelayan itu membuka gembok dan pintu sangat pelan berusaha tidak menimbulkan suara, kemudian keluar dari rumah diikuti Cessa di belakangnya.
"Ngomong-ngomong, apa yang kamu bawa?"
Pertanyaan Cessa memecah keheningan di antara mereka.
"Oh, ini ...." Pelayan itu tampak gugup, ia membasahi bibirnya lalu berkata,
"Ini sisa makanan di rumah Nona, maaf saya membawanya diam-diam. Sejak awal bekerja, sering kali saya melihat banyak makanan sisa yang dibuang padahal belum disentuh sama sekali. Saya ... saya pikir, mungkin tidak apa-apa jika saya membawanya untuk ibu dan adik di rumah."
"Oh, i see ...." Cessa hanya mengangguk ringan sama sekali tak mempermasalahkan. Ia malah merasa tidak enak hati, sering menghamburkan makanan dengan tidak memakannya, padahal di luar sana banyak yang kesulitan mendapatkan makanan yang layak.
"Jadi, ibu dan adikmu tinggal di dekat sini?"
"Saya mengontrak untuk ibu dan adik di dekat sini agar bisa sering menjenguk mereka, sementara saya tetap tinggal di paviliun sesuai kontrak kerja ...," kata pelayan muda itu. Kemudian ia menoleh segan pada Cessa. "Nona tidak marah, saya 'mencuri' makanan di rumah Nona?"
Tawa Cessa mengudara, lalu menatap pelayan itu dengan senyuman kecilnya. "Untuk apa marah? Seharusnya saya berterima kasih ...," katanya sembari memberi jeda. Lalu menunjuk kantong keresek hitam yang dibawanya. "Makanan ini, jadi lebih bermanfaat dari pada hanya berakhir di tempat sampah."
KAMU SEDANG MEMBACA
BREATHLESS [Remake]
Romansa"Cause you are my breathless." --Breathless-- *** Memiliki kekasih dengan kepossesifan tingkat neraka, membuat hidup yang sudah Cessa tata sedemikian rupa menjadi kacau tak karuan. Ini tentang toxic relationship seorang Aksa Mahatma pada Princessa...