45. Little Secret

955 79 61
                                    

Hampir 2k ini 😅 jangan lupa tinggalkan vote dan jejaknya, yaaaa ❤

Happy reading dear ƪ(˘⌣˘)┐

🦀🦀🦀

Rea menyeret kakinya yang terasa berat setelah turun dari ojek online yang ditumpanginya.

Saat hendak menggapai pintu pagar, telapak tangannya mengerut lalu berhenti di udara kala netra coklat itu menangkap papan putih bertuliskan 'RUMAH INI SEDANG DALAM PENGAWASAN BANK'.

Rea menarik kakinya mundur satu langkah. Kemudian mendongak, menatap rumah berdesain minimalis namun tetap terlihat megah itu dengan tatapan nanar.

Delapan gudang pusat bahan baku milik ayahnya ludes dilalap si jago merah, membuat perusahaan tekstil milik ayahnya menelan kerugian besar puluhan milyar rupiah.

Selain itu, para investor tiba-tiba menarik investasi sahamnya. Karena dua hal tersebut, perusahaan sang ayah jatuh bankrut hanya dalam waktu satu malam.

Seluruh aset termasuk rumah langsung dijadikan jaminan ke bank untuk memperkecil kerugian perusahaan.

Kini setelah beberapa bulan, ternyata sang ayah tidak bisa menutup setoran. Menjadikan rumahnya kini telah satu langkah memasuki tahap lelang.

Satu tangan yang memegang tali ransel mengerat sangat kuat. Ini semua karena salahnya. Dewa pasti menggunakan kekuasaan yang dimiliki keluarganya untuk menghancurkan perusahaan sang ayah.

Dewa pernah mengatakan, bahwa ia bisa mendepak Rea beserta keluarganya ke jalanan bahkan hanya dengan satu kedipan mata.

Bunyi decitan terdengar nyaring begitu tangannya mendorong pintu gerbang tersebut.

"Re!"

Rea memutar tubuh dan mendapati Andre baru saja ke luar dari rumahnya dengan kunci mobil di tangan.

Rea membenarkan rambutnya ke belakang telinga. "Eh ... Ndre," sapanya.

"Nyokap lo baru banget pulang, kayaknya nggak tepat kalau lo masuk sekarang. Mukanya asem banget tadi gue lihat," kata Andre yang kini sudah di hadapannya dengan satu tangan tenggelam di saku celana.

Rea mendesah pelan. Saat ini mamanya sangat sensitif semenjak anjloknya perekonomian keluarga, dan menyalahkan Rea atas segalanya.

"Lo ikut gue dulu aja, Re. Sebentar, gue ambil mobil dulu."

Melihat Andre yang berlari kecil menuju pekarangannya, Rea pun berbalik dan menarik pintu gerbang yang sudah terbuka itu hingga tertutup kembali.

Bunyi klaksok memberi isyarat pada Rea untuk naik. Ia berjalan memutar lalu membuka pintu depan dan duduk di kursi penumpang.

"Kita mau ke mana?" Tanya Rea saat melihat papan penunjuk jalan mengarah ke kota Bogor. Andre menoleh sekilas. "Sentul."

Kening Rea berkerut samar dibalik poni yang menutupinya. "Ngapain?"

"Cari hiburan?" Andre mengangkat bahu.

Mereka pun sampai di sebuah arena sirkuit kawasan Sentul yang sebenarnya cukup asing bagi Rea. Kondisinya cukup ramai mengingat ini malam minggu.

"Ini ...." Netra si gadis menyisir ke sekeliling. Tempat ini didominasi mobil sport dan sedan modifikasi. "Arena balap?" Tanya Rea begitu matanya berakhir pada Andre.

Andre hanya berdeham dengan segaris senyum tipis membingkai wajah.

Tatapannya lurus memandang lautan manusia di hadapannya. "Tahu, nggak? Ini tempat gue ketemu Cessa pertama kali." Kata Andre saat kembali menoleh pada Rea. "Lima tahun lalu."

BREATHLESS [Remake]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang