46. He's Gone

904 100 56
                                    

It's like I'm in flight

Rasanya aku sedang terbang

High of a love
Tinggi dalam cinta

Drunk from the hate
Mabuk dari rasa benci

It's like I'm huffin' paint
Rasanya aku sedang marah

And I love it the more that I suffer
Dan aku semakin suka saat aku menderita

I suffocate
Aku tercekik

And right before I'm about to drown
Dan tepat sebelum aku akan tenggelam

She resuscitates me
Dia menyadarkanku

She fucking hates me
Dia sangat membenciku

And I love it
Dan aku menyukainya

I Love The Way You Lie - Eminem ft Rihanna


🦀🦀🦀


"Nggak, Eagan. Aku nggak mau."

Cessa menolak tegas.

Pagi yang cerah sudah diwarnai dengan teriakkan Cessa yang menggema di kamar bernuansa pastel itu.

Pria itu meraup wajah. Cessa sangat keras kepala. "Princess ...." Eagan berusaha memupuk kesabaran. "Dengar—"

Cessa menepis tangan Eagan yang mencoba menggapainya. Wajahnya mulai basah dengan air mata menganak sungai. "Aku udah nggak punya muka buat ketemu orang-orang," ujarnya dengan isakkan pelan.

Ia mendongak, menatap Eagan dengan mata basahnya. "Please, jangan paksa aku ketemu kakak." Kemudian menutup wajah dengan kedua tangan dan tangis itu semakin kencang. "Aku nggak bisa. Aku malu."

Eagan menoleh ke belakang, pada Dewa yang bersembunyi di balik dinding kamar yang tidak terkunci.

Baru mengatakan Dewa ingin menemuinya saja Cessa sudah seperti ini. Eagan bahkan belum sempat mengatakan bahwa Dewa sudah sampai dan menunggunya di luar.

Dewa masih setia bersandar pada dinding sembari melipat tangan di dada. Ia mendongak, dan tetesan air bening mulai meleleh dari ujung pelupuk mata.

Apa segalanya sudah tidak bisa kembali seperti semula?

Aksa! Brengsek! Sialan!

Jika saja kakek Anthony tidak menyuruhnya untuk menahan diri, ia pasti sudah membunuh bajingan itu dengan tangannya sendiri!

Persetan jika harus dipenjara seumur hidup atau bahkan dihukum mati dan menyusul bajingan itu ke neraka sekali pun. Ia tidak peduli.

Betapa sulitnya Dewa menata hubungannya kembali dengan Cessa saat ini.

Lamunannya buyar. Mata Dewa yang terpejam pun terbuka, lalu menoleh ke kanan saat pintu di sampingnya ditutup.

Eagan menghela napas panjang. Dewa mengusap kasar ujung matanya. "Dia tetap nggak mau?" Tanya Dewa dengan lirih, yang sebenarnya sudah ia ketahui jawabannya.

Eagan mengangguk pelan. Menatap prihatin pada sahabatnya yang kini kesulitan menata kembali hubungannya yang sudah rusak dengan Cessa.

"Kita nggak bisa paksa dia ngelakuin hal yang dia nggak suka," ujar Eagan yang diangguki oleh Dewa. "Gue harap, lo jangan nekat temuin dia," tambahnya.

BREATHLESS [Remake]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang