Ihola semua! I'm back uhuy 😁
yang udah pernah baca, harap baca ulang, ya. Karena story ini telah di-remake total, dan bener² beda sama cerita awal.So, happy reading^^
***
"Ngotak dulu, baru ngebacot."
-Aksa Mahatma-
***
"Nah, selesai," ucap lelaki sipit berwajah khas oriental itu sembari meregangkan kedua lengannya, setelah berjam-jam bergelut dengan tugas makalah yang cukup menguras otak.
"Iya, nih. Capek juga tau,"
"Capek apaan, orang lo cuman gitaran nyanyi-nyanyi sama ngemil doang. Yang ada tuh, gue doang yang ngerjain pa'ul!" Sentil gemas Lingga pada gadis mungil di sebelahnya yang sedari tadi hanya bermain-main saja, tanpa membantunya mengerjakan tugas yang seharusnya mereka kerjakan bersama.
Mendengarnya, gadis itu tersenyum lebar. "Eh, entar mubadzir otak cemerlang lo kalo gue bantuin. Hehehe," kilahnya. Ia pum kembali berujar, "Asal lo tau, Ngga, mendengarkan musik santuy bisa membuat otak lebih relax. Jadi, secara gak langsung gue bantuin lo juga."
Tawa Lingga mengudara mendengar ocehan Cessa. "Hahaha, sa ae lo, panjul. Kalo bukan cees yang udah gue kenal dari SMP, ogah gue sekelompok sama lo, Sa. Rugi, sama aja kek gue solo player."
Lingga adalah teman Cessa sejak SMP. Kepribadian Cessa yang ceria dan mudah bergaul, membuatnya tidak sulit berteman dengan lelaki cuek dan tertutup seperti Lingga.
Cowok keturunan tionghoa itu kini sedang berbaring santai dengan satu lengan di bawah kepala sebagai tumpuan, dan satu lengan memegang ponsel. Netranya masih fokus menatap ponsel berlogo apel tersebut. "Besok si perusuh balik kampus. Jadi males gue, Sa. Kampus jadi auto rame lagi."
Ungkapan itu cukup menarik perhatian Cessa yang sedang duduk membelakangi Lingga. Gadis itu kemudian merangkak dan menghampirinya. "Siapa sih yang lo maksud?" Tanya Cessa setelah mendaratkan kepalanya tepat di sebelah Lingga.
"Muka lo kedeketan, Sa. Geser dikit sono! Dikira lagi maksiat entar," ungkap Lingga dengan satu jari menjauhkan pipi Cessa, agar tak terlalu dekat dengannya.
Kini mereka tengah berbaring bersama. Sepintas orang akan melihat mereka seolah sepasang kekasih yang begitu mesra.
"Heleh, lo kurang ganteng untuk bikin gue tertarik, Lingga Zayn Adytama."
Mendengarnya, Lingga terkekeh pelan. "Ya, ya. Elo, kan, udah punya bucin. Ganteng pula. Cuma sayang aja, cemburuannya over dosis."
Sejenak Cessa melirik Lingga dengan malas. "lagi break, ya. By the way."
"Halah, break statusnya doang. Udah ketemu mah tetap aja akur kek biasa." Lingga menukas dengan senyum tengil menggoda Cessa.
Kemudian lelaki itu memiringkan badan menghadap Cessa, satu lengannya ia tekuk menumpu kepala. "Eh, lo kenapa break sama dia, sih?"
Bukannya menjawab, Cessa malah meneloyor kening sahabatnya itu. "Kepo!"
"Eh, serius nanya nih gue!" gerutu Lingga sembari mengusap keningnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
BREATHLESS [Remake]
Romance"Cause you are my breathless." --Breathless-- *** Memiliki kekasih dengan kepossesifan tingkat neraka, membuat hidup yang sudah Cessa tata sedemikian rupa menjadi kacau tak karuan. Ini tentang toxic relationship seorang Aksa Mahatma pada Princessa...