"Mereka tidak seburuk yang kau pikir,
Dan kau pun tidak seburuk yang ada di pikiran mereka."- Lingga Zayn
🦀🦀🦀
Wangi bunga melati dan kamboja menguasai indera penciuman Cessa begitu ia menginjakkan kaki di area pemakaman Risya di Malang.
Ia berjalan penuh kehati-hatian menyusuri makam demi makam dengan stiletto hitam setinggi 7 senti, dress hitam selutut berlengan panjang, serta kaca mata hitam yang menutupi mata sembabnya.
Langkahnya berhenti di sebuah makam penuh karangan bunga yang masih baru digali. Makam dengan tanah yang masih sangat segar, bertuliskan Rest In Piece RAKATA ARISYA.
Sejenak Cessa mematung. Berdiri kaku menatap nanar makam omnya yang masih tidak ia percayai, jika orang dengan perjuangan gigihnya sampai sempat dinyatakan sembuh, kini telah berpulang.
Kembali ke pangkuan Tuhan berbaring tak bernyawa bersatu dengan tanah.
Risya adalah titik awal bagaimana segala kesengsaraannya dimulai.
Risya adalah alasan dibalik Aksa dengan tega mengkhianati, lalu menghancurkannya hingga melebur tak bersisa.
Namun bagi Cessa, Risya adalah bagian hidupnya yang belum lama ini ia temukan. Risya ... berharga.
Baginya, Risya hanya dijadikan pencetus oleh semesta sebagai awal dari prahara kehidupannya.
Kebobrokan Aksa memang telah ada sejak lama. Ia sadar, sudah begitu angkuh seolah menantang takdir dengan nekat tetap menjalani toxic relationship dengannya.
Sesuatu yang ia tahu bisa membunuhnya kapan saja.
Cessa berjongkok, menaruh buket bunga besar di atas makam. Lalu menabur bunga dengan pikiran mengelana entah kemana, jemari lentiknya terulur mengusap sayang papan nisan yang baru dua hari berdiri tersebut.
"Sori gue baru datang. Butuh keberanian besar buat gue balik ke Indonesia. Sori banget, Ris. Sampai-sampai nggak sempat ketemu lo buat terakhir kali," gumam Cessa dengan tetesan air mata di balik kacamata hitamnya.
Cessa pernah ikut menemani perjalanan awal Risya melawan kankernya. Membujuk lelaki itu, mengancamnya agar mau operasi, juga ikut menungguinya di rumah sakit sampai lelaki itu sadar dan perlahan pulih.
Tidak ada yang menyangka bahwa kanker itu akan kembali. Bahkan langsung menyerang organ vital, menyebar dan menyebabkan komplikasi.
Gadis itu beranjak. Mengucapkan salam perpisahan sebelum akhirnya pergi dari sana.
Sepulang dari makam Risya, Cessa segera terbang ke Jakarta menemui Anthony yang jatuh sakit sepeninggal Risya berpulang.
Namun, sesampainya Cessa di rumah, ia dikejutkan dengan teman-teman kuliah yang sudah menantinya di ruang tamu.
Ada Lingga, Livy, Andre, bahkan Gia.
Tubuhnya menegang sampai-sampai ia merasa kakinya dipaku dengan lantai hingga tak bisa bergerak.
"Sa!" Livy berseru kencang dengan langkah lebar hendak menghampirinya.
Barulah Cessa mampu bergerak. Langkahnya kotan bergerak mundur, menatap satu persatu lalu berbalik dan berlari menuju tangga.
KAMU SEDANG MEMBACA
BREATHLESS [Remake]
Romance"Cause you are my breathless." --Breathless-- *** Memiliki kekasih dengan kepossesifan tingkat neraka, membuat hidup yang sudah Cessa tata sedemikian rupa menjadi kacau tak karuan. Ini tentang toxic relationship seorang Aksa Mahatma pada Princessa...