18- Mission Completed

1.3K 117 150
                                    

"Memilikimu menjadi halusinasi terpahit
yang pernah kualami."

-Lingga Zayn Adytama-

***

"Bisa gak sih, gak usah manggil gue dengan nama itu? Lo bisa panggil Raka atau Aris. Geli banget tau gak. Berasa kek cewek."

Risya menggerutu sembari meletakkan dua botol minuman kaleng di atas meja. Terus saja Risya permasalahkan mengenai panggilan Cessa padanya, yang menurut Risya terdengar sangat tidak gentle.

Dengan bibir melengkung ke bawah, Cessa mengangkat bahunya acuh. "Gue maunya manggil Risya, gimana dong?" Kata Cessa sedikit merajuk manja, nada yang terdengar menjengkelkan di telinga Risya.

"Lo rese, sumpah." Risya mendudukkan diri di sofa dengan satu kaki menyilang diangkat di atas paha, kedua tangannya bersedekap di dada.

Cessa tertawa cekikikkan. Menggoda Risya ternyata seru juga. "Abis lucu banget nama kecil lo. Lagian, nyokap lo sama Agil, 'kan manggilnya itu," Cessa berkata dengan begitu enteng, sementara Risya semakin menyipitkan mata. Menatap sebal lawan bicaranya.

Setelah puas menertawakan Risya, Cessa mengibaskan satu tangannya. Sudah cukup berbasa-basi, kini waktunya memasuki menu utama.

Risya merupakan anak lelaki dari seorang kalangan jetset berdarah tionghoa, hasil hubungan terlarang bersama mantan sekretarinya di masalalu yang merupakan seorang wanita Jepang asal Lampung.

Anthony Huang—atau yang memiliki nama Indonesia Anthony Brahma Joseph, lelaki paruh baya yang saat itu berusia empat puluh sembilan tahun terlibat sebuah skandal bersama sekretarisnya—Arako Ishida, yang masih berusia dua puluh tiga tahun.

Anthony yang mendidik kedua anaknya— Abimanyu Daniello Joseph dan Pitaloka Risallina Joseph dengan prinsip yang menjunjung tinggi martabat keluarga diatas segalanya, tentu akan menutup rapat mengenai hal ini.

Termasuk merahasiakan Arako dan Risya dari dunia.

Situasinya semakin kacau, saat Riris— putrinya itu merasa kini hanya dirinyalah yang tersisa.

Ia semakin serakah ingin menguasai semua aset keluarga—tak berselang lama setelah kepergian Daniel, putra sulung Anthony.

Lalu kini— di penghujung usianya, saat dimana yang ia ingat hanyalah kematian dan kehidupan setelahnya, seribu sesal pun tak akan mampu menyetarai apa yang Anthony rasakan saat ini.

"Ris, meski gue gak akan maksa lo dan tetep hargain apapun keputusan lo— tapi gue mau, lo dengerin dulu gue ngomong." Cessa berujar dengan tenang, dan raut wajahnya pun sangat serius. Tidak ada lagi kesan jenaka seperti sebelumnya.

Melihat tak ada bentuk protes apapun yang Risya tunjukkan, Cessa kembali melanjutkan pembicaraannya. Tangan lentik dengan cat kuku berwarna silver itu terulur meraih sebotol minuman kaleng isotonik di meja, kemudian terdengar suara helaan napas dari Cessa setelah ia melepaskan dahaga.

"Grandpa minta kak Dewa buat nyari lo, Ris. Ini semua karena tante Riris."

Saat ini, yang Anthony percayai hanya Xadewa, cucu tertuanya. Sekaligus keturunan yang digadang-gadang akan menjadi the next Joseph generation.

Mau tidak mau, itu akan dan harus terjadi. Dari awal Anthony memang sudah mempersiapkan Dewa untuk menjadi penerus dirinya setelah Daniel.

Kedekatannya dengan kedua anak Daniel sedari kecil membuat Anthony bisa menilai dengan sangat baik bagaimana calon penerusnya itu.

BREATHLESS [Remake]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang