7- He's Back

1.8K 184 130
                                    

"WHAT THE HELL ARE YOU DOING?!"

Suara bariton itu mengalun tajam memasuki gendang telinga, bak alunan musik kematian yang tengah menyambut datangnya sang iblis yang kini tengah berdiri di ambang pintu.

Ketiganya mematung. Menoleh sejenak ke lantai, dan mendapati sebuah bayangan laki-laki berada tepat di belakang mereka.

Mereka mengenal dengan baik suara itu.

Gia merasa seolah menelan gumpalan besar di tenggorokan, bahkan sekilas ia melihat jemari Shaha sedikit gemetar. Sementara, Della? Wajahnya sudah pucat pasi.

Cessa sedikit menolehkan kepala untuk melihat siapa orang tersebut—meski sebenarnya dari mendengar suaranya saja ia sudah hafal siapa yang menginterupsi pertengkaran mereka, kemudian tersenyum miring.

Dewa menggeram rendah, tangannya mengepal kuat melihat kejadian yang sudah lama tak pernah terjadi lagi, kini terulang.

Aura menyeramkan menguar sangat kuat, membuat hawa toilet terasa semakin dingin dan mencekam. Della bahkan mengusap tengkuknya yang bergidik.

Tadi, Dewa sempat menelpon Cessa untuk menanyakan kabar gadis itu— sekaligus menanyakan posisinya.

Dewa sengaja tidak memberitahu terlebih dahulu bahwa ia kembali ke indonesia hari ini.

Alih-alih ingin memberikan kejutan pada Cessa dengan tiba-tiba menelpon dan mengatakan bahwa ia sedang dalam perjalanan untuk bertemu dengannya, Dewa justru mendapati kejadian tak menyenangkan terjadi tepat di depan matanya.

Bahkan tadi sesampainya di parkiran, ia melangkah sangat lebar saking semangatnya, tanpa sadar genggaman pada goodie bag— berisi cendera mata yang ia siapkan untuk Cessa— mengerat saat Dewa mulai memasuki area kantin.

Darahnya berdesir, Dewa sudah sangat merindukan adik kecil kesayangannya.

Manik hitamnya langsung tertuju ke satu arah, tempat ia dan gengnya biasa berada. Karena ia tahu, Aksa pasti tidak akan pernah membiarkan Cessa lepas dari pandangannya.

Kadar bucin Aksa memang sudah tingkat neraka.

Lalu, Dewa mendesah kecewa saat mendapati Cessa tidak berada ditempatnya.

"Mana adek gue?" Tembak Dewa tanpa basa-basi sesampainya ia di meja teman-temannya.

"Toilet," balas Aksa tanpa mengalihkan pandangan dari ponselnya.

Diaz yang sedang bermain ponsel juga, mendongakkan kepala. "Ketemu adek udah kek kebelet pipis," hardik Diaz sembari menggeleng pelan.

"Gini nih, kalo setan baru balik dari neraka. Bukannya ucapin salam, nyapa, ini malah nanyain orang kek ngajak gelud." Chen ikut menimpali dengan sengit.

Chendric Alexandrov, memang tak berbeda jauh dengan kembarannya— Diaz, mereka sama-sama bermulut pedas.

Bagi sultan seperti mereka, melancong ke luar negeri adalah hal yang biasa. Maka dari itu, mereka terlihat biasa saja sekembalinya Dewa dari liburannya.

Aksa melirik arlojinya sekilas, "udah dari tadi gak balik-balik. Lo aja, apa gue?" Tanyanya dengan sorot khawatir sembari hendak beranjak dari duduknya.

BREATHLESS [Remake]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang