53. Accident

428 52 2
                                    


"Beneran gak mau balik bareng gue?" tanya Chen sekali lagi.

Untuk kesekian kalinya pula, Aksa menggeleng. "Gue nyetir sendiri aja."

Aksa menolak saat Chen menawarinya tumpangan. Ia pun masuk ke dalam mobil, memukul setir kemudinya berkali-kali dengan marah, karena merasa malam ini ia tampak seperti pecundang di mata Princessa.

"Berengsek! kenapa sih mereka harus datang." Aksa menggeram marah. "Gue bisa selamatin dia sendiri, kenapa mereka harus datang!"

Mobil Aksa melaju cepat mengikuti arah laju mobil yang ditumpangi Eagan d,an Cessa,  sementara Xadewa satu mobil dengan Diaz.

Amarah dan dendam menguasasi hati Aksa, ia menekan pedal gas dalam-dalam, menaikkan kecepatan mengejar laju mobil yang dikendarai Eagan.

Sementara itu, disaat yang bersamaan, Eagan berkerut dahi saat melirik kaca spion dan mendapati mobil yang dikendarai Aksa tengah berusaha menyalip mobilnya.

"Ini Aksa mau ngapain sih?" Eagan bergumam pelan saat melihat dari kaca spion dan menemukan mobil Aksa berusaha menyalip mobil yang dikendarainya. "Gila tuh anak."

"Ada apa?" Cessa mulai terlihat cemas saat Eagan menambah kecepatan laju mobilnya.

"Aksa," kata Eagan. "Gak tau dia mau ngapain."

Cessa semakin panik saat merasakan mobil yang ia tumpangi seperti membentur sesuatu, rupanya Aksa membenturkan mobilnya dengan mobil Eagan.

"Eagan, hati-hati!" kata Cessa dengan raut panik dan cemas.

"Berengsek!" Eagan mengumpat saat benturan itu membuat arah laju mobilnya sempat oleng, namun ia masih mampu mengendalikan setirnya.

Cessa mencengkram erat sabuk pengaman yang terpasang di tubuhnya, merapalkan doa karena apa yang dilakukan Aksa saat ini sangatlah membahayakan keselamatan mereka.

"God!" Cessa nyaris berteriak saat Aksa kembali membenturkan mobilnya ke mobil yang ia tumpangi.

Kepalanya terantuk keras ke depan, nyaris membentur dashboard jika saja seatbelt tak melindunginya.

Eagan menambah kecepatan laju mobil, mencoba menghindari mobil Aksa yang kini pun sedang berusaha mengejarnya.

Kondisi jalanan yang kosong membuat Eagan lengah, ia tak menyadari lampu lalu lintas di persimpangan berwarna merah, dan ia tetap melaju hingga tepat di tengah-tengah persimpangan, mata Cessa menyipit saat cahaya silau kendaraan lain muncul dari arah samping.

Tabrakan pun terjadi. Truk besar itu tak bisa mengantisipasi munculnya mobil Eagan yang tiba-tiba. Akibat tabrakan keras yang menghantam bagian samping di sisi Cessa, mobil itu terpental dengan posisi berputar hingga beberapa ratus meter jauhnya.

Asap mengepul di bagian kap depan mobil yang terbuka. Cessa tersadar setelah pingsan selama beberapa saat. Ia memegangi keningnya yang berdarah saat rasa pusing yang hebat menyerangnya.

Cessa menoleh ke samping, air bag mobil Eagan menggembung di bagian setir dan dashboard, melindungi mereka dari benturan arah depan. Namun kaca pintu kemudi pecah dan menghantam kepala Eagan sangat keras, membuat pria itu tak sadarkan diri.

"Eagan ...?" Tangan Cessa terulur menyentuh hidung Eagan, untuk sejenak tersenyum lega saat mendapati masih adanya napas yang berembus dari hidung Eagan. "Syukurlah."

"Princess!" dari luar Dewa menggedor kaca pintu di sebelah Cessa yang tampak sedikit retak, membuat gadis itu terperanjat lalu menoleh dengan gerakan lemah.

Pintu tersebut macet karena tabrakan terjadi dari arah sisi Cessa, menghancurkan sebagian mobil, dan itu dari sisi tempat Cessa duduk. Hal itu pula yang membuat Cessa tak bisa bergerak, karena kakinya terhimpit bagian depan mobil yang rusak parah.

Cessa menggeleng lemah, ingin memberi tahu Dewa bahwa yang pria itu lakukan percuma saja.

"Bangsat! pintunya macet," kata Xadewa kesal saat menyadari pintu mobil rusak parah hingga tak bisa dibuka.

Tak kehabisan akal, Dewa berlari mengelilingi mobil di mana ada Chen dan Diaz di sana yang sedang berusaha menarik Eagan keluar dari mobil tersebut.

"Kamu tenang, ya, Kakak bakal keluarin kami dari sana!" Xadewa berseru dari arah pintu kemudi di sebelah Eagan.

"Kita keluarkan Eagan dulu, biar Cessa bisa keluar dari celah pintu ini," kata Diaz yang diangguki oleh Chen dan Dewa.

Sementara itu, Aksa keluar dari mobil dengan perasaan kacau, melihat mobil Eagan tabrakan tepat di depan matanya, dan ada Cessa di dalamnya.

Chen dan Diaz berhasil menarik tubuh Eagan yang masih tak sadarkan diri dengan banyaknya darah yang keluar dari kepalanya. Membopong tubuh itu menjauh dari mobil tersebut.

Dewa masuk ke dalam mobil tersebut dari pintu kemudi yang berhasil dibuka, dan Eagan sudah berhasil keluar.

"Ayo, Princess." Dewa mengulurkan satu tangan mencoba menarik Cessa keluar dari sana.

Namun Cessa malah menjerit kesakitan, lalu ia pun menatap kakaknya disertai sebuah gelengan kepala. "Kakiku kejepit, aku ... aku gak bisa gerak sama sekali."

Dewa menatap Cessa dengan panik bercampur cemas. "Ayolah, Princess! Kamu harus keluar dari sini sekarang juga."

Cessa menggeleng. Air mata mulai membasahi pipinya. "nggak bisa, Kak, ini nggak bisa. Bagian depan rusak parah, ini nindih kaki aku."

Xadewa mengusap wajahnya dengan frustasi. Wajahnya kian panik dan cemas, namun ia mencoba untuk tetap tenang karena tak ingin Cessa ketakutan.

"it's oke, Kakak bakal ambil peralatan di mobil. Mungkin kalo bongkar pintu di sebelah kamu, kamu bisa keluar dari sana." Dewa mencoba menemukan solusi.

"Kakak ambil alat-alat bengkel itu terlebih dahulu. Kamu tunggu sebentar, dan tenang, ya! Semua bakalan baik-baik aja, oke?" Xadewa mengelus dengan sayang puncak kepala adiknya. "Kamu bakal baik-baik aja."

Begitu Dewa keluar dan menjauh, tangis Cessa pun pecah. Ia tersenyum pasrah menatap kakaknya yang sedang mencoba mencari cara untuk menyelamatkannya.

"Terima kasih, Kak, buat ... semuanya."

Tak lama setelahnya, mobil Eagan kembali ditabrak oleh mobil lain dan terpental lebih jauh hingga posisinya terbalik. Lalu tak lama mobil itu terbakar, dan meledak hingga menimbulkan bunyi ledakkan yang sangat keras.

Dewa yang sedang menenteng tas besi berisi peralatan bengkel menatap mobil tersebut tanpa berkedip. Pegangannya melonggar hingga tas besi yang ia pegang jatuh ke aspal, disusul dengan tubuh kekarnya yang ambruk begitu melihat mobil tersebut meledak.

"Princess ..."

BREATHLESS [Remake]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang