28- Sebab - Akibat

1.3K 120 71
                                    

"Ingat. Mie Indomie tidak akan pernah berubah menjadi spaghetti.
Jadi, entah itu buah pahit atau mawar berduri,
tuailah dan nikmati,
apa yang telah kamu tanam selama ini."

-Breathless

***

Rea menyeret kedua kaki memasuki pekarangan kampus dengan langkah dan hati yang berat.

Dengan bahu lunglai, Rea menghela napas panjang sembari meniup poni yang menutupi kening. Ia pun pererat genggaman tangan pada kedua tali ransel di kiri dan kanan tubuhnya.

Dicampakkan Aksa, dan sudah dua hari tasnya dijambret hingga ponsel dan dompetnya raib. Membuatnya diomeli kedua orangtuanya saat ia sampai di rumah waktu itu.

Ayahnya tak henti merutuki kecorobohan anaknya karena sampai kehilangan barang berharga.

Reana Juwita memang anak seorang pengusaha di ibukota. Namun hanya sebuah perusahaan kecil yang tidak apa-apanya jika dibandingkan dengan Cessa atau geng Aksa. Bahkan masih tidak sebanding orang sekelas Livy sekalipun. Ia bersekolah di Moonlight karena beasiswa yang diterimanya sejak di bangku Sma.

Mulai memasuki area gedung fakultasnya, ia mulai merasa ada sesuatu yang tidak beres.

Setiap orang yang berpapasan dengannya, memandanginya dengan tatapan beragam.

Ada yang dengan memandang jijik padanya, ada yang menampilkan raut tak suka tepat saat  bertemu pandang, ada juga yang memandang prihatin.

"Ih, itu pelakor. Sumpah ya. Kok masih punya muka buat ngampus sini."

"Gila sih, berani banget dia. Gak tau apa, sadisnya si 'Abang' kayak gimana? Secara, adiknya digituin. Anjir. Ngeri gue."

"Mending gak usah deket-deket dia. Nanti kita kena imbas lagi."

"Iya, nih. Gue juga masih mau ngampus dengan tenang di sini."

"Liat aja besok-lusa, Dewa pasti bikin perhitungan sama dia."

"Della aja kena cekik, anjir. Sampe disuruh berlutut di hadapan adiknya."

Rea tampak celingukan menatap ke kanan dan kiri seperti orang bodoh, memerhatikan cuitan orang-orang yang sepertinya ditujukan padanya.

Jelas saja ia dapat menyimpulkan cibiran itu ditujukan untuknya, karena mulut-mulut lambe turah itu berbisik sembari menatap tajam ke arahnya.

Bisik-bisik ke telinga tapi kok bicaranya kencang sekali? Apa mereka sengaja supaya Rea mendengarnya?

Ada apa sebenarnya?

Apakah ada yang mengetahui bahwa ia telah dibuang oleh Aksa Mahatma, lalu menyebarkannya?

Sial! Ini diluar rencananya, dan mengacaukan segalanya tanpa bisa ia kendalikan.

"Heh!"

PLAKK!

Rea terperanjat saat lengannya ditarik kasar dari arah belakang sebelum kemudian sebuah tamparan mendarat mulus di pipi kirinya.

BREATHLESS [Remake]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang