"Maaf, nunggu lama."
Seira langsung berdiri saat liat Han jalan kearah Sagara yang melempar senyum kecil. Cowok yang jadi pembicaraan hampir semua warga sekolah itu keliatan menggeleng pelan setelah dengerin Han ngomong. Seira sendiri memajukan bibir karena diliat dari gesturnya, Sagara ini kayaknya masih tetep nolak gabung OSIS. Ck, kalau gini caranya, apa Seira nyelinap masuk ruang arsip aja buat nyari data Sagara?!
"Iya, maaf." Katanya sebelum masuk lagi ke kelas dan meninggalkan Han yang langsung nepuk jidatnya frustasi.
Seira mendekat kearah Han yang lagi ngomong sendiri, "Gimana? Tetep nggak mau?" tanya Seira ikutan kecewa.
"Hm, dia bilang nggak ada waktu buat ikutan organisasi sibuk kayak OSIS. Abis ulangan nanti, Sagara juga harus latihan buat ikut kejuaraan nasional, ditambah katanya dia bantu nyokapnya di toko." Han berdecak, "Siap-siap deh gue kena ceramah si Harsa."
"Hah?! Nyokapnya punya toko?!" tanya Seira semangat, "Toko apa?!"
Ngeliat Seira yang tiba-tiba senyum lebar sambil berbinar-binar, Han jadi rada aneh. "Lo... jangan-jangan lo suka sama Sagara ya?!" tanya Han menyipitkan mata curiga, "Gue udah curiga pas lo mau gue ajak kesini, lho."
Seira senyum masam, "Nggak, nggak." katanya mengibaskan tangan, "Gue sebenarnya punya misi rahasia, jadi ya gitu. Pokoknya ini melibatkan kedaulatan negara!" kata Seira menggebu. Negara Nana maksudnya, tambah Seira dalam hati.
Han masih memincingkan mata nggak percaya, ya bukan urusan dia juga sih. Han nggak kayak Felix sama Bara yang kepo sama kepetingan orang. Jadi kalo pun Seira demen sama Sagara, silahkan. Apalagi Sagara ini selain otaknya encer, kepribadiannya juga bagus. Jadi nggak akan ada sesi labrak-labrakan part 2 kayak kemaren-kemaren. Iya, Han cengo banget liat cewek-cewek kelasnya ngelabrak mantan pacar Shenina di gedung sebelah, kakak kelas pula. Katanya sih toxic relationship, tapi nggak tau juga soalnya dia dengernya nggak jelas. Rame bener hari itu, kayaknya semua anak kelas nggak ada yang absen. Mana Chandra sama Yasa selaku yang 'Ngontrol kelas' pada kicep soalnya liat Shenina nangis ditambah Nancy, Runa, Giselle, Rachel sama Shilla yang nyosor terus.
Han sampe pusing mikirin nama baik kelasnya yang sekarang di cap kelas preman.
Sementara itu Seira yang lagi jalan balik ke kelas lagi menyiapkan strategi lanjutan. Karena Sagara nggak jadi join OSIS, bakal rada susah nyari data dia di ruang guru. Jadi berhubung dia udah punya hint baru soal toko nya Sagara, rencananya dia bakal ngajak Nana buat ngebuntutin Sagara pulang nanti!
Nggak apa-apa, istilah mati satu tumbuh seribu tuh ternyata ada bagusnya juga. Kalo Seira sampe tau dimana toko Sagara atau dimana rumahnya, malah lebih bagus kan soalnya dia bisa langsung liat Tante Mina?!
*
Rencana Seira yang udah disusun mateng-mateng langsung dia utarakan pada Injun yang ngedengerin sambil makam eskrim. Cowok itu memasang wajah kesel, menahan tangannya buat menggeplak jidat Seira keras-keras. Seira yang masih senyam-senyum langsung disemprot.
"HADEH BLOON AMAT PUNYA TEMEN," Injun berdecak nggak percaya. Ini mestinya dia nanyain langsung sama guru kenapa Seira sama Echan tuh dapet peringkat sekolah! Otaknya macet gini!
Seira menaikkan alis linglung, bikin Injun makin emoshie, "Ck, ngapain susah-susah ngepoin Sagara sampe kudu maling data di TU! Tinggal nyewa detektif apa susahnya?! Otak tuh dipake buat mikir! Bukan cuma buat pelengkap kepala aja!"
Sementara Injun lanjut makan eskrim dengan ganas— sampe cone nya ancur, Seira sendiri lagi mencaci dirinya sendiri dalam hati. KENAPA NGGAK KEPIKIRAN?! Sia-sia aja otaknya disuruh mikir strategi lanjutan yang nggak tau bakal berhasil apa nggak?! Dia ketularan Nana kali ya mikir jadi macet gini?!?!?!
KAMU SEDANG MEMBACA
SEIRA PROBLEM'S
Teen Fiction[ Highschool Lovestory Series 1] Setiap orang memiliki masalah masing-masing dalam hidupnya. Nggak ada orang yang memiliki jalan hidup lurus tanpa masalah. Jika ada, mungkinkah jalan lurus itu adalah sebuah masalah? Seira Karenina contohnya. Punya...
