"Truth or Dare?"
"Dare."
Nancy melirik kearah Rael yang langsung mengangguk dengan senyum mencurigakan. Dia berdeham, menatap kearah Shenina yang mulai berkeringat dingin karena semua teman-temannya saling melirik dengan gerakan yang sama.
"Post foto bareng Yasa di IG lo, kasih caption 'Senggol dong' sampai besok sebelum party Jijel!"
"Whahahahaha,"
"Abis dah lo Na, abis."
"Run, ambil gelas Run kayaknya Shenina mau uyup air comberannya Nancy!"
"Anying yang bener aja?!" Shenina melotot tak percaya kearah teman-temannya yang tertawa lebar. "Ganti aja ganti jadi Truth!"
"EITS TIDAK BISA!" Rael melalukan gerakan menyilang tangan dan menggelengkan kepalanya dramatis. "Ayo, mau Dare nya atau mau minum kobokan?!"
"Lagian lo berdua diem-diem juga satu sekolah udah tau!" celetuk Rachel.
"Ho'oh. Mana di kelas juga berduaan mulu dikira kita nggak punya mata?!"
"Lagian apaan banget captionnya alay gila," Shenina mendorong Seira dan menempeleng Rachel yang masih tertawa ngakak, membua Shilla balik mendorong Seira kearah Shenina dan jadilah aksi dorong-dorongan sampai Seira diam sejenak karena kepalanya pusing.
Runa sudah menuangkan minuman yang dibawa Nancy kedalam gelas sambil melirik Shenina penuh provokasi. Dia menggesernya kearah Shenina, "Minum aja minum, kita dengerin Shenina review racikan kematian Nancy!"
"Runnn," Shenina sudah merengek.
"Ck ck ck, inget aturannya tadi, ayo yang marah kita sorakin rame-rame seminggu di kelas nanti,"
Seira langsung menutup mulutnya saat melihat Shenina mengangkat mug itu dengan ragu. Dia tidak ikut-ikutan mengambil hape untuk mengabadikan momen ini kedalam video seperti teman-temannya yang lain dan memilih bertepuk tangan sambil menyemangati Shenina yang uring-uringan.
KAMU SEDANG MEMBACA
SEIRA PROBLEM'S
Teen Fiction[ Highschool Lovestory Series 1] Setiap orang memiliki masalah masing-masing dalam hidupnya. Nggak ada orang yang memiliki jalan hidup lurus tanpa masalah. Jika ada, mungkinkah jalan lurus itu adalah sebuah masalah? Seira Karenina contohnya. Punya...