Seira Problem's | 50

139 19 14
                                    

"Ayo," Nana yang sudah keluar dari mobil terlebih dahulu berjalan memutar dan membukakan pintu mobil di sebelah kiri, membuat Seira menyunggingkan senyum sambil menerima uluran tangan Nana sebelum keluar dari mobil.

Saat melihat di luar gedung, Seira sedikit terkejut melihat karpet merah yang terpasang, juga banyak karangan bunga dengan nama yang tertera disana. Dia membulatkan mulut melihat beberapa orang sedang berjaga di depan lobi. Di sebelahnya, Nana yang sudah merangkulkan tangan Seira ke lengannya sedikit menoleh kearah belakang untuk memastikan Injun memperlakukan Karissa dengan benar.

Begitu mereka sampai di depan pintu masuk, para penjaga yang memakai seragam berpita hitam itu tersenyum, "Maaf, undangannya,"

"Sebentar," Nana merogoh tas kecilnya dan memberikan empat buat undangan yang bertuliskan masing-masing nama mereka.

Seira menoleh ke belakang dan tersenyum melihat Karissa yang tengah tersenyum lebar kearah Injun karena cowok itu memarahinya setelah Karissa membetulkan gaunnya dengan cara yang salah.

Di dalam mobil tadi, mereka memang sepakat untuk menyimpan kartu undangan didalam tas milik Nana. Setelah memastikan jika Echan memang absen dalam acara kali ini, Mama Seira melarang Nana atau Injun membawa mobil karena takut kalau acaranya selesai di malam hari dan mereka mengantuk. Kebetulan Jeno tengah rehat dari aktivitasnya dan lebih banyak menghabiskan waktu di komplek mereka daripada di apartemennya sendiri, jadi Echan tidak akan bosan. Apalagi Bang Mahen juga sedang ada di rumah.

Bahkan setelah dia mengawasi jalanan komplek sedari pagi sampai mereka berangkat, Seira tidak menemukan tanda-tanda keberadaan Jingga. Mungkin perempuan itu akan hadir di pesta karena Giselle juga mengundangnya.

"Kadonya?" Sebelum mereka melangkah masuk, Nana bertanya.

Salah satu pelayan itu tersenyum dan mengangguk, "Untuk kado, boleh kami yang bawa untuk langsung disimpan di ruang penyimpanan?" tanyanya. "Kami sudah diinstruksikan untuk membawa kado atau pemberian agar para tamu terhormat tidak kesulitan membawanya."

Nana mengangguk. Dia menoleh ke belakang, dimana Mas Satyo masih berdiri diluar karena sebelumnya dia sudah diminta untuk menunggu, "Mas, kadonya biar kakak-kakak ini yang bawa ya."

"Tuan dan Nona, silahkan masuk. Selamat menikmati acaranya."

Seira balas tersenyum sebelum mereka melangkah masuk ke dalam gedung. Setelah menelusuri lorong yang cukup panjang, mereka tiba di sebuah pintu besar yang terbuka lebar. Ada dua vas besar yang penuh dengan bunga mawar di setiap sisinya dan terpajang potret Giselle yang ditempatkan diatas easel. Seira sampai tak berhenti membuka mulutnya karena senang melihat dekorasi di depan matanya. Begitupun dengan Karissa yang merasa gatal ingin mengambil hapenya untuk memotret lorong dan hiasannya.

Sesuai tema ulang tahunnya, mereka memberikan kesan 'Starry Night' dalam mendekorasi aula besar yang menjadi tempat acara kali ini. Langit-langit penuh dengan hiasan gemerlap bintang dengan nuansa chic dan elegan karena keseluruhan ruangan ini berwarna dark violet dan indigo. Meja-meja bundar dengan minimal empat kursi ditempatkan ditengah-tengah aula dengan flower centerpiece dan candle light dinner diatasnya, sedangkan meja panjang yang penuh dengan berbagai makanan dan minuman terletak disetiap sisi ruangan.

Lalu ada panggung rendah yang menjadi pusat acara, dengan beberapa alat musik juga meja ditengah-tengah panggung tempat kue ulang tahun dua tingkat dengan warna putih ungu dan kupu-kupu diletakkan dengan cantik.

"Wah, gradasi warnanya bagus," Karissa berbisik di belakang.

"Dulu pas ultah kakak kelas warnanya biru emas, cakep juga." sahut Injun mengedarkan matanya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 21 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SEIRA PROBLEM'STempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang