Seira Problem's | 16

274 33 11
                                    

Seira kebangun karena tenggorokannya kering. Dia mengerejapkan mata, baru inget kalo dia nginep di rumah Echan. Salahin listrik yang mati, abis gosok gigi terus lanjut cuci piring, Seira nggak kepikiran buat minum air putih. Yang ada di pikirannya cuma adegan-adegan di film horror yang kepaksa dia tonton soalnya kalah gunting kertas batu. Seira menelan ludah kering lalu mengusap matanya pelan sebelum noleh ke samping. Kaget karena liat muka Echan yang deket bener.

Seira buru-buru bangun dari tidurnya dan duduk. Walau mereka sering nginep berempat, tapi Seira nggak pernah tidur hadap-hadapan atau cuma berdua bareng Echan. Nggak tau kenapa. Kayak kebiasaan aja gitu, kalo nginep di rumah-rumah, Seira selalu bareng Injun di kasur, Echan sama Nana ngambil kasur tambahan. Waktu liburan kayak kemping atau stay cation juga, Seira selalu bareng para mama, kalo nggak ya bareng Injun atau nggak Nana.
Nggak pernah ada waktu dia tidur cuma berdua bareng Echan. Jadi liat Echan tidur di samping Seira langsung, dia jadi agak aneh.

"Haus," Seira melirik jam diatas meja, udah jam tiga pagi. Untungnya ada dispenser di kamar Echan, atau Seira terpaksa harus bangunin Echan buat nemenin dia turun ke dapur.

Sehabis minum, Seira balik lagi ke kasur dan tidur. Sengaja dia matiin hapenya biar Papanya tau rasa kalo memang nelpon. Seira baring miring, berdecak saat tangan Echan menimpa wajahnya. Kayaknya ini salah satu alasan Seira males tidur bareng Echan!

Seira menampar tangan Echan pelan sebelum mendorongnya, "Ck,"

Yah, percuma juga dia ngomong kalo anaknya cuma menggumam dengan mata tertutup. Seira mendesis, memilih buat tidur lagi soalnya matahari juga masih lama terbit. Beberapa kali Seira ganti posisi tidur sebelum menemukan posisi ternyaman sebelum benar-benar menutup mata.

"Bukan, bukan,"

Seira langsung buka mata lagi lalu melihat kearah Echan yang masih tidur. Dia mendekatkan wajah, menarik kedua kelopak mata Echan buat memastikan kalau anak ini cuma ngigo atau beneran bangun. Echan ternyata masih tidur. TAPI DIA TADI JELAS-JELAS NGOMONG KAN?! ITU TADI SUARA ECHAN KAN?! Seira memilih buat menyelimuti diri sampe kepala lalu melirik kearah Echan sekali lagi sambil meringis. Echan pasti ngigo kan?! Pasti iya, itu harus suara Echan!

Seira nungguin dia ketiduran sambil ngeliatin Echan yang lagi tidur. Sampe akhirnya dia liat kelopak mata Echan yang agak basah. Seira menaikkan alis, "Bukan belek," gumamnya pelan. "Chan, lo nangisin apa?"

Nggak ada respon, tapi Seira yakin kalo Echan nangis dalem tidurnya. Mimpi sedih kali ya dia? Seira pernah baca di buku katanya kita bakal mengeluarkan emosi tertentu kalau perasaan yang ada dalam mimpi itu kuat. Kayak bayi yang kadang kalo lagi tidur tiba-tiba ketawa sendiri atau nangis, orang dewasa juga begitu. Jadi, pasti Echan lagi mimpi sedih kan?

Seira mengangkat tangan kanannya lalu menyentuh kerutan di dahi Echan, "Pasti mimpi buruk," katanya ngeliat ekspresi wajah Echan yang mengerut.

Akhirnya sisa pagi itu Seira habiskan buat tidur sambil megangin kelingking Echan karena dia takut di hap hantu. Yah, kalaupun emang ada, pasti Echan duluan yang di hap, makannya Seira membentengi sisi kanannya dengan guling dan bantal.

*

Paginya, Seira nggak langsung pulang ke rumahnya. Dia ikut sarapan di rumah Echan sambil ngerecokin Genta yang baru bangun tidur. Tahun ini, Genta sama Yuan emang mulai masuk Kindergarten, jadi Tante Wendy sama Tante Kanya mulai sibuk lagi nganterin anak-anak sekolah. Ditambah mereka emang memilih nggak pake suster jadi semuanya para mama yang nyiapin sendiri. Untungnya hari sabtu ini libur, kalo nggak, kata Echan sih Mamanya kayak reog pagi-pagi, nggak berhenti kesana kemari buat ngurusin bocil yang aktif.

SEIRA PROBLEM'STempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang