Seira Problem's | 46

151 22 17
                                    

"Katanya Echan kecelakaan,"

"Ha?"

Seira mematung setelah mendengar ucapan Papanya. Begitu Papa dan Mamanya keluar untuk melihat kondisi Echan yang menurut Nana masih berada di rumah sakit, Seira merasa semuanya berjalan dengan lambat di pikirannya. Padahal baru tadi dia dan Echan berbicara. Tadi pagi mereka masih bercanda, malah Seira sedikit jengkel karena tahu Echan merokok. Dan rasanya, kebas di jari kelingking kakinya masih terasa saat terantuk tangga.

"Seira?"

Bintang memegang kedua tangan Seira yang ternyata bergetar. Bahkan tak terasa, air matanya sudah berjatuhan, membuat wajah Bintang terasa buram dalam pandangan mata Seira. Dia merasa ingin menangis dengan keras karena memikirkan Echan, tapi tubuhnya terasa sulit untuk digerakkan, sampai akhirnya Bintang menariknya kedalam pelukan.

"Shh, shh, gue tau lo khawatir, tapi tenang dulu ya?" Setelah merasakan jika bahu Seira sudah tenang, Bintang melirik Seira yang masih bersandar pada bahunya, "Om Tama bilang Ganesha baik-baik aja kan tadi?"

Seira mulai menangis disana, sedikit mencengkram baju Bintang untuk menyalurkan emosinya. Dia memang sudah biasa mendengar Echan demam atau mimisan karena kecapekan, tapi kecelakaan... Seira jadi teringat pada kakek dan nenek dari Mamanya yang meninggal karena kecelakaan mobil. Itu terakhir kalinya Seira melihat mereka, bahkan Seira masih ingat wajah mereka yang dilumuri banyak darah.

Seira memejamkan matanya saat ingatan itu melintas. Dia lalu mencengkram lengan Bingang erat-erat, "Gue takut," ucapnya dengan suara yang bergetar, "Gue takut dia kenapa-napa,"

Merasakan Seira menangis sesegukan seperti ini, Bintang hanya bisa menenangkannya sambil sesekali mengelus kepala Seira. Sekitar setengah jam berlalu dan Seira masih menangis, Laki-laki itu melihat kearah lampu gantung besar yang berada di ruang tamu, memikirkan cara bagaimana menenangkan Seira.

"Banjir ini banjir, anak kecil yang disuruh ke dokter gigi aja nggak nangis banyak kayak gini,"

"Wah liat nih, eyeliner nya ngejeplak ke baju gue, waw bentuknya kayak garis mata lo ya, hehehe," ujar Bintang membuat Seira tertawa disela-sela tangisannya.

Seira yang merasa geli mendengar Bintang melontarkan lelucon garing tidak bisa tidak tertawa. Dia sedikit menyikut lengan Bintang karena laki-laki itu tidak berhenti berbicara.

"Tuh, tuh, makeup nya luntur kan? Makannya jangan nangis terus, padahal kita baru mau jalan tapi ini lebih mirip perpisahan aja,"

Seira menegakkan tubuh lalu mengusap pipinya yang basah, "Maaf, padahal harusnya kita jalan hari ini," ujar Seira yang tiba-tiba malu saat melihat bahu Bintang yang basah karena air matanya.

"Nggak apa-apa, kita bisa jalan lain kali. Gue tau lo pengen cepet-cepet liat Ganesha." Bintang senyum tipis, sedikit terhibur melihat penampilan Seira yang berantakan. "Berantakan aja masih cantik, kok,"

 "Berantakan aja masih cantik, kok,"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
SEIRA PROBLEM'STempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang