Seira Problem's | 42

224 21 17
                                    

Karena hujan sudah mengguyur kota Jakarta dari pagi hari, Seira yang awalnya hendak jogging bersama Papanya dan mampir untuk makan bubur di taman komplek mengurungkan niatnya, kembali berganti baju dengan piyama tadi dan memilih untuk bersantai di ayunan gantung balkon, melihat hujan yang turun dengan deras. Membiarkan wajahnya terkena sedikit cipratan air dan angin yang berhembus kencang.

Seira menghembuskan napas. Semalam saat bercerita pada Karissa tentang Bintang, anak itu sangat heboh. Karissa juga berkata kalau dia pernah memergoki Bintang yang sedang melihat kearah Seira saat dia bersama teman-temannya di sekolah. Tapi Seira langsung menyanggahnya. Mungkin waktu itu Bintang tengah melihat kearah kerumunan kelasnya karena memang teman laki-laki di kelasnya banyak yang berteman dekat dengan Bintang. Nggak mungkin dia ngeliat kearah Seira. Bisa jadi mungkin kalau Bintang ngeliat kearah salah satu teman Seira.

"Sayang, ini, Papa ambilin cokelat panas sama marsmallow," Papanya tiba-tiba berdiri disamping ayunan sambil membawa mug dan setoples marshmallow, membuat lamunan Seira pecah.

"Ooh iya, makasih Pa," Seira tersenyum sambil membawa mug, dan meletakkan toples diatas meja.

Alih-alih kembali, Papa Seira mendekat kearah railing balkon, melihat kearah rumah tetangga. "Sepi ya, biasanya si Nana udah melipir ke rumah kalo lagi ujan gini. Mana minta dimasakkin mie melulu! Injun juga udah bawa Yuan kesini kalo lagi libur." katanya tertawa, "Echan kan nggak jadi berangkat, kenapa dia ngga ada main kesini? Cuma Genta yang rajin dateng soalnya dia nggak ada temennya."

Seira yang tengah menyeruput cokelat panas menoleh, "Dia lagi sibuk kali," ujar Seira malas.

Papa Seira menaikkan alis, "Apa iya?" tanyanya melihat kearah rumah Echan. "Dulu pernah tuh kamu lagi sakit, harusnya dia ada kualifikasi volly kata Jo, tapi dia nggak berangkat. Malah jagain kamu bareng Nana disini."

Seira mengambil toples marsmallow, mengingat kejadian saat dia masih kelas satu. Hari itu memang dia sedang demam karena berenang saat matahari terik dan tetap di kolam saat hujan turun. Alhasil, dia berada di kasur dua hari karena panas. Disaat yang sama, Echan yang memang anggota baru di volly Dignity harus mengikuti kualifikasi agar bisa masuk ke dalam tim inti. Tapi saat melihat panas Seira yang belum kunjung turun, dia memilih untuk menemani Seira walaupun Mama Seira menyuruhnya untuk pergi ke sekolah karena tahu dalam satu minggu ini, Echan tidak pernah bolos latihan agar bisa masuk ke dalam tim.

Kalau mengingat saat itu, Seira jadi kangen temen-temen hebohnya ini. Terutama Echan karena sudah sebulan ini mereka tidak saling menyapa. Seira merasa sedikit jahat karena membiarkan masalah ini berlarut-larut. Padahal kan dia bisa bicara baik-baik tentang ini. Dia yakin Echan juga bakal ngerti. Soal masalah Echan yang katanya nggak bakal ada pengaruh di hidupnya kalau dia dan Seira nggak temenan lagi, Seira yakin kalo Echan cuma bohong.

Temenan dari kecil, apa-apa bareng, siapa yang bisa baik-baik aja kalau pertemanan ini rusak?

Seira juga nggak bisa. Nggak akan pernah bisa. Walaupun mereka nggak bisa kayak dulu lagi, dia mau hubungan mereka baik-baik aja. Seira menggigit bibir bawahnya. Apa bisa dia egois begini? Dia melihat ke langit, biasanya kalo ujan, Echan selalu dateng ke rumah buat ngajakkin dia nonton di netflix sambil makan mie. Seira kangen.

 Seira kangen

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
SEIRA PROBLEM'STempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang