Seira Problem's | 43

171 22 37
                                    

"Ayo, ayo, Anton, kan? Suka spaghetti nggak?"

Bahkan sebelum Anton menjawab, Papa Seira sudah terlebih dahulu menurunkan Genta, membuat anak kecil itu mengaitkan tangannya kepada tangan Seira dan setengah menyeret Anton menyebrang sambil tertawa-tawa.

Seira menggelengkan kepalanya capek. Melihat Anton yang nggak melawan dan ikutan ketawa karir membuat Seira sedikit terhibur. Mungkin karena Papanya memang pernah menginginkan anak laki-laki, jadi dia merasa excited melihat anak laki-laki yang mirip dengan putrinya. "Pa, pelan-pelan jalannya!"

Begitu sampai di rumah setelah mengantarkan Genta pulang, Seira langsung menyimpan eksrimnya di kulkas dan mengambil dua untuk dirinya dan Anton sementara Papanya menyuruh Anton untuk duduk di meja makan. Seira berdecak melihat Papanya mempersiapkan bahan-bahan untuk membuat spaghetti. "Anton, maaf ya. Lo nggak lagi sibuk, kan? Kalo buru-buru, nggak apa-apa, gue yang bilangin ke Papa." kata Seira duduk disebelah kursi Anton, memberikan satu wadah eskrim rasa cokelat.

Anak itu menggelengkan kepalanya cepat-cepat. "Nggak buru-buru kok kak! Tadinya mau cari makan dulu sebelum pulang!" katanya menyanggah saat melihat Papa Seira mengambil wajan. Dia tersenyum tanpa sadar melihat Seira yang memarahi Papanya karena mencari udang di kulkas. "Aku, udah lama nggak makan sama Ayah. Apalagi dimasakkin."

Seira menoleh saat melihat Anton tersenyum, begitupula Papa Seira yang menyempatkan diri untuk mengelus kepala Anton sebelum memasak air. Seira tersenyum melihat Anton yang mengatakan dia menyukai semua makanan saat ditanya tentang apakah dia menyukai udang atau tidak saat memakan eskrimnya. Seingat Seira, dia memang pernah bercerita kalau Ayah dan Ibunya berpisah. Mungkin dia dan Ayahnya tidak dekat, jadi dia juga merasa senang melihat Papa Seira.

"Pa, Mama mau ke kantor redaksi dulu sebentar ya. Buat makan malam— Eh siapa ini? Tamu?" Ketiga orang yang berada di dapur itu menoleh serentak kearah tangga. Mama Seira menaikkan kedua alisnya saat melihat anak laki-laki yang duduk disamping Seira di area meja makan. "Temen kamu?"

Anton langsung menyimpan sendok eskrimnya, beranjak dari duduk dan membungkuk sedikit, "Sore, Tante." katanya tambah gugup.

Seira yang melihat Mamanya juga membuka mulut saat berjalan mendekat ke dapur langsung berkata, "Ini adek kelas aku di sekolah. Kita ketemu di minimarket, tapi Papa ngajak dia ke rumah buat makan. Namanya Anton,"

Mama Seira menutup mulutnya dengan satu tangan setelah beliau berdiri dekat dengan Anton. Ia melirik Papa Seira yang hanya menganggukkan kepalanya sambil senyam-senyum melanjutkan aksi memasaknya. "Kok.. kok mirip?"

Seira meringis

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seira meringis. Mamanya sendiri juga bilang mereka mirip.

"Mama kamu, namanya Lira?" Mama Seira malah bertanya seperti itu, membuat Papa seira cepat menoleh. Seira hanya membuka wadah dan memakan eskrimnya, mengabaikan Papanya yang manyun.

"Bu— bukan Tante. Nama Mama saya Anita." jawab Anton bingung. "Nama Ayah saya, Bagas."

Seira yang melihat Anton kebingungan cuma geleng-geleng kepala, "Anton, duduk aja lagi." Seira menepuk tangan Anton pelan, membuat Mama Seira langsung menepuk keningnya.

SEIRA PROBLEM'STempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang