Onze - Welcome to SHC

105 28 1
                                    

Tekan bintang ⭐ dulu yaa

[Chapter 11 - I]

-o0o-

Pagi ini mendung, awan hitam berarak di atas sana. Tak butuh waktu lama hingga hujan itu turun akhirnya. Suhu yang dingin ditambah suara benturan air ke tanah membuat orang-orang malas beranjak dari kasur. Cuaca yang sangat pas untuk bergelung di bawah selimut.

Namun tidak bisa. Sayangnya, hari ini adalah hari sekolah. Dari gerbang SMA Dirgantara terlihat beberapa murid perempuan mengembangkan payung. Berbeda dengan murid lelaki yang cuek saja menerobos hujan, membiarkan seragam basah. Kris termasuk salah satunya.

Lelaki itu mengibaskan rambut yang basah begitu tiba di koridor. Hal itu membuat murid-murid perempuan yang melihat menjerit histeris. Aduh, masih pagi sudah dapat pemandangan yang menyegarkan mata. Dan Kris mana mau menyia-nyiakan kesempatan, dia mengedip pada kumpulan fans nya itu.

"Hello cantik, selamat pagi. Duh kayaknya kalian kurang senyum deh, makanya jadi hujan." Kris menyapa para fans nya, lantas melempar senyum pada salah satu perempuan.

"Wow, Kak Kris senyumin gue!"

"Mana ada, tadi tuh senyum ke gue."

"Idih, ngaku-ngaku, ke gue lah."

Kris mengulum bibir, tampak sangat menikmati seluruh atensi ini. "Sudah-sudah, kalian dapet senyuman manis Kyis yang cerah secerah matahari pagi ini."

"Tapi pagi ini mendung kak," Salah satu murid menceletuk.

Tidak ingin terlihat bodoh, Kris segera berkata lagi.  "Nah, karena kalian udah pada senyum, ditambah ada cogan macam Kyis di sini, bentar lagi matahari pasti muncul," jelasnya. "Ayo kita hitung bareng. Satu ... dua ... tiga!"

JTARRR

"HUWAAAA!"

Persis hitungan Kris selesai, petir menyambar keras, membentuk akar serabut di langit dalam sepersekian detik. Beberapa murid cewek refleks menjerit kaget, Kris ikut menjerit. Dia kaget, bukan mentari yang muncul justru guntur menggelegar. Apa ini peringatan untuknya karena pagi-pagi begini sudah tebar pesona?

"Ah, gue duluan deh ya. Bye bye girls, ketemu di kantin ya. Muachh." Cowok itu melambai, memberi kecupan jauh dan bergegas pergi ke lorong kelas sebelas IPA.

Kris menyipitkan mata, di depannya ada cewek yang masih memakai jas hujan. Seharusnya jas hujan itu dilepas, ini malah dipakai sampai ke lorong kelas. Jelas saja jas hujan warna merah muda itu meninggalkan jejak air. Dari postur tubuhnya, Kris seperti mengenali cewek itu. Dia menjentikkan jari, ah benar Kris mengenalnya. Begitu jarak mereka sudah dekat, Kris sengaja menarik tudung jas hujan hingga rambut pirang cewek itu terekspos.

Syakira merasakan sesuatu menarik belakang jas hujannya hingga dia berhenti melangkah. Sak diam sedetik, enggan berbalik dia memilih melanjutkan jalan. Namun lagi-lagi terhenti karena ada yang menahan. Sak sebal. "Ish, ini apaan sih yang nahan gue," rengeknya.

Kris menahan tawa, dasar Sak aneh. Bukannya berbalik malah ngotot mau jalan. Kris yang sedari tadi menahan untuk tidak bersuara masih setia menarik tudung jas hujan. Dan Syakira terus memaksa maju tanpa tau apa yang menahan. "Aduh, gue kecekik."

Sudah tau tercekik tapi masih tidak mau menoleh ke belakang juga. Kris berdecak kesal. Dia melepas pegangan pada tudung Sak, tetapi saat itu Sak tengah berusaha maju. Sesuatu yang menahannya hilang. Karena tidak siap, Sak akhirnya tersungkur jatuh dengan posisi tidak elit. Kris sampai tertawa melihatnya.

Sak mendelik. "Idih, jadi lo pelakunya. Ngapain sih nahan jas gue, Le?" Sak misuh-misuh, sepagi ini Kris sudah bikin kesal. "Gara-gara lo gue jadi jatuh."

You Are Strong [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang