Dix-neuf - Don't Watch Me Cry

102 26 1
                                    

Happy reading^^

[Chapter 19]

-o0o-

Lonceng di atas pintu berdentang, menandakan ada yang memasuki kafe. Tiga cewek yang duduk melingkar di salah satu meja menengok bersamaan. Lalu kompak menghembuskan napas panjang. Ternyata yang datang bukanlah orang yang mereka nanti.

"Lo beneran udah tanya si Monster itu, Ae? Aish siapa sih namanya ga enak amat manggil Monster?" cetus Naswa.

"Udah ih, nanyain dia mulu deh."

"Soalnya dia kan yang terakhir ngobrol sama Sak, lo bilang lo pulang duluan ninggalin dia."

"Bisa jadi yang terakhir ngobrol sama Sak itu bukan si Monster," ucap Rere tiba-tiba.

"Terus siapa?" tanya Naswa.

"Bang Davis." Rere menjawab yakin. "Gue sempet liat di sana ada dua motor. Yang satu pasti punya si Monster itu, satunya lagi punya Bang Dav, disimpen agak sembunyi sih jadi nggak keliatan."

"Asli lo? Tapi semalem waktu gue nganter Sak nggak ada motor Bang Dav tuh."

"Dan ... Kenapa waktu kita ke rumah Sak pagi ini, Bang Dav nggak ada di rumah sementara motornya ada?"

"Ini yang harus ditanyain ke Sak," sahut Rere. "Mungkin aja mereka berantem terus sama-sama pergi dari rumah."

Lonceng di atas pintu berbunyi lagi, tanda ada orang masuk. Aeera dan Naswa mengabaikan karena boleh jadi seperti sebelumnya, yang datang ternyata bukan Sak. Sementara Rere langsung berdiri begitu melihat siapa yang datang. Hal itu membuat Aeera dan Naswa kompak menoleh.

"Astaga, Sak," pekik Naswa melihat Sak yang tak sadarkan diri di punggung Kris.

Lelaki itu membawa Sak ke apartemen lantai dua diikuti tiga sahabat Sak. Ghea yang saat itu ada di ruangannya mengeryitkan alis mendengar suara gaduh di luar. Wanita itu keluar dari ruangan dan langsung disambut muka pias Kris yang terburu-buru membuka pintu apartemen. Di punggung cowok itu, Syakira terkulai lemah, pingsan. Ghea segera menelpon dokter.

Tak lama setelah Sak dibaringkan di kamar Kris, seorang pria paruh baya dengan jas putih tiba. Semua orang yang ada di sana menyingkir, memberikan spasi untuk dokter memeriksa keadaan Syakira.
Kris melangkah keluar sambil berkali-kali mengusap wajah. Lelaki itu duduk memanjangkan kaki di lantai depan ruangan manager. Masih bisa ia rasakan debaran jantungnya yang menggila.

"Weh, gembel dari mana nih?"

Kris kenal suara itu dan malas menjawab seketika. Kenta ikut duduk lesehan di sebelah Kris, mengamati lelaki itu sesaat.

"Gimana keadaan Sak?"

"Lagi diperiksa."

"Lo ketemu dia dimana?"

"Di trotoar."

"Di dalem ada siapa aja?"

"Tiga sahabat Sak, Mama sama dokter."

Kenta manggut-manggut sedangkan Kris manyun karena baru sadar sedang diinterogasi. Mendadak dia teringat satu hal.

"Bang, tadi siang lo sempet bilang Sak lagi kacau kan? Maksudnya apa tuh, kok bisa mikir gitu?"

"Nebak aja," jawab Kenta yang membuat Kris memicingkan mata. "Ya, si Sak kan anaknya ceria, heboh, nggak bisa diem, suka muncul dimana-mana. Eh tiba-tiba dia hilang kayak ditelan bumi, apalagi penyebabnya kalau dia lagi punya masalah? Maksud gue, masalah yang bener-bener bikin dia kacau sampai temen-temen deketnya aja nggak dikasih tau."

You Are Strong [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang