Vingt et un - On The Way to Paris (2)

92 23 1
                                    

Jangan lupa vote dan komen:)
Happy reading^^

[Chapter 21]

-o0o-

Seorang perempuan muda keluar dari halaman rumah yang kurang terurus. Tangannya membenarkan posisi ransel besar di pundak. Angin malam menerbangkan rambut pirangnya yang terurai. Sebelum melangkah lebih jauh, ponsel dalam saku celananya bergetar. Siapa gerangan yang mengirim pesan pada tengah malam begini. Sak membuka aplikasi chat dan menemukan sebuah pesan dari nomor yang tidak tersimpan. Karena penasaran gadis itu membuka pesan tersebut.

0888-1151-4201
Have a nice flight:) after you come back, I'll give you some surprise.

Dahi Sak bergelombang, nomor tersebut tidak ada foto profil, dan namanya pun hanya berupa ikon kunci. Siapa yang menghubunginya? Mengapa orang itu bisa tahu bahwa Sak akan mengudara? Gadis itu berusaha mengabaikan suara-suara tanya dalam benak, mengurangi ketakutan serta kecemasan. Untuk saat ini dia hanya perlu fokus pada tujuannya.

Sak mengabaikan pesan tersebut tanpa repot-repot membalasnya. Dia menggulir layar dan mengetik pesan pada seseorang, memberitahu perihal jadwal penerbangannya dan bertanya apa orang itu bisa menjemput atau tidak.

Beberapa minggu yang lalu, Sak menginstall aplikasi untuk chatting bersama orang luar negeri. Niatnya dia ingin berkenalan dengan orang Prancis, tetapi dia justru terlibat chatting bersama orang Indonesia yang sedang studi di Paris. Berita baiknya, orang itu hanya dua tahun lebih tua dibanding Sak. Mereka cepat akrab sehingga saling bertukar nomor WhatsApp. Sak banyak meminta tolong padanya, seperti memesankan hotel.

Gadis itu menyimpan ponsel di saku setelah mendapat balasan bahwa orang itu bersedia menjemput. Sekarang di genggamannya ada secarik kertas berisi alamat orangtuanya di Paris. Sebelumnya, Sak berkunjung ke rumah paman dan bibi, bukan untuk meminta ditemani ke Paris, tetapi untuk meminta alamat itu. Sak sudah bertekad akan pergi sendiri, sengaja memesan tiket dengan jadwal tengah malam. Nekat memang, tapi apa boleh buat Syakira hanya tidak ingin melibatkan orang lain.

-o0o-

Kris menghempaskan punggungnya pada sandaran kursi pesawat. Di balik jendela bundar langit masih berwarna hitam pekat. Pesawat dengan tujuan Paris sudah mengudara sejak sejam yang lalu. Sore tadi, Kris mendapat info penting dari sepupunya yang berada di Paris. Percakapan mereka pun masih terekam jelas dalam ingatan.

Arjuna : Kris Kris Kris!! URGENT

Me : Apa sih, Jono?

Arjuna : Lo tau nggak?

Me : Kagak

Arjuna : Yee, kan gue belum selesai ngetik.

Me : To the point woy, kayak menyatakan rasa ke cewek, nggak perlu basa-basi.

Arjuna : Hadeuh, ternyata masih ada buaya di diri lo.

Me : Krisna Leo Guiza yang ganteng ini lo samain kayak muka buaya? Terus bentukan muka lo yang amburadul separah apa dong? Amuba?

Arjuna : Heh, songong amat lu bocah.

Me : Bentar deh, tadi lo bilang urgent ada apaan?

You Are Strong [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang