Vingt six - One Step Closer

92 21 0
                                    

Janlup vote dan komen
Happy reading^^


[Chapter 26]

-o0o-


Kris bersiul ketika Sak baru saja menutup pintu lokernya. Cewek itu terjingkat kaget sebab tidak menyadari kehadiran Kris. Cowok itu seperti tidak mempunyai aura, persis hantu sampai Sak tidak bisa merasakan kehadirannya.

"Ngapain lo, Le?" tanya Sak. Mereka berjalan di lorong menuju gerbang.

"Cuma mau bilang hari ini kita udah resmi."

"Resmi apaan?"

"Pengennya resmi apa?" Kris menaik-turunkan kedua alisnya, menggoda Sak.

"Haduh, bodo amatlah. Ngomong sama lo tuh wasting time tau ga?!"

Kris tertawa. "Gue mau bilang resmi pacaran tapi nggak jadi, kan gue belum nembak lo." Sak hanya menggeleng, tidak mengerti lagi dengan jalan pikiran cowok itu. Belum lama putus dengan Kaisa dia malah menggodanya. "Buat sekarang, kita resmi jadi pasangan ketua dan wakil ketua basket dulu, ya."

Sak bergumam sebagai respon, malas menanggapi dengan kata-kata.

"Oh ya, satu lagi Sak," ujar Kris tiba-tiba, Sak menatap cowok itu seolah bertanya 'apa?'

"Lo keren banget tadi." Dia menunjukkan dua jempolnya pada Sak.

"Ya jelas dong, gue udah keren sejak lahir." Kebiasaan Sak kumat lagi, cewek itu kalau dipuji malah semakin menjadi.

"Ya ya, semerdeka lo. Pulang bareng gue, okay? Lo mau ke SHC kan?"

Karena tidak mau repot, Sak akhirnya mengangguk. Lagipula tidak akan ada yang marah kalau Sak berboncengan dengan Kris, kan cowok itu sekarang jomblo. "Tapi ke rumah gue dulu," pesan Sak.

Tak lama kemudian, keduanya sampai di rumah Sak. Gadis itu langsung masuk untuk mandi dan bersiap-siap ke SHC, rasanya sudah lama sekali dia bolos kerja.

Sedangkan Kris yang tidak dipersilahkan masuk hanya mendengkus, memilih duduk di teras rumah sambil memainkan ponsel. Untuk sesaat Kris fokus membersihkan isi WhatsApp nya dari nomor-nomor tidak kenal yang dapat dipastikan pengirimnya adalah cewek. Sampai Kris merasa ada sesuatu yang mendusel-dusel di kakinya, cowok itu menengok perlahan dan terperanjat kaget.

"Heh, kuching! Ngagetin aja sih lo," omel Kris sembari mengangkat si Jeruk ke pangkuannya. Walaupun kesal karena merasa dikagetkan, Kris tak urung mengelus-elus kucing itu sebab menurutnya si Jeruk amat lucu. Matanya jatuh pada kalung hewan peliharaan yang dikenakan si Jeruk, menatap bandulnya lama kemudian tersenyum. "Kalung yang bagus."

"C'mon Le berangkat!" Sak tau-tau sedang mengunci pintu rumah. Penampilannya sudah lebih segar dengan rambut pirang yang diikat di bawah. "Eh, itu si Jeruk kok ada di luar? Ish pintunya udah di kunci lagi." Sak malas membuka kembali kunci rumah hanya untuk memasukkan Si Jeruk.

"Ya ga apa-apa sih, nggak akan kabur juga dia," kata Kris, mengangkat bahu ringan.

Alhasil, Sak membiarkan si Jeruk berkeliaran di halaman rumah. Cewek itu berkali-kali mewanti si Jeruk. "Jangan keluar gerbang ya, apalagi jalan-jalan keliling komplek nyari kucing betina. Kamu masih kecil, masih anak-anak, jadi nggak boleh pacar-pacaran." Sak berjongkok di depan si Jeruk, mengelus bulu lembut anak kucing itu.

"Meong." Si Jeruk mengeong, mungkin maksudnya adalah 'Siap, Sak'.

Kris hanya geleng-geleng kepala melihatnya. Cowok itu lantas menarik tangan Sak ke arah motornya, memakaikan Sak helm walaupun sempat ditolak oleh cewek itu.

You Are Strong [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang