Trente sept - Rightness

77 11 3
                                    

Vote dan komen dulu yaa😘😘🤭

Siap-siap untuk ketemu pelaku yang sebenarnya 😭😭

[Chapter 37]




"Lama amat lo keluar dari ruang basketnya," sambut Gibran saat Kris sampai di parkiran.

"Tadi ditahan sama si Sak." Kris meregangkan otot pundaknya, dia merasa lelah setelah menyeleksi para anggota untuk pertandingan basket nanti.

"Cieeeee ngapain tuh?" Gibran menyeringai, menaik-turunkan alisnya.

Kris menyapu wajah Gibran dengan dua tangannya yang berkeringat, lantas tertawa kencang.

"Aseem lo!"

"Kuy lah, balik." Kris berjalan mendekati motor Gibran, hari ini dia akan pulang diantar cowok itu.

"Heran gue, katanya lo sultan, tapi masih nebeng aja dengan alasan motor lagi di bengkel. Apa gunanya mobil-mobil yang ada di garasi lo."

Kris mencebik, sungguh malas menghadapi Gibran. Apalagi dia sudah sangat lelah. "Ikhlas nggak sih nganterin gue?"

"Iye-iye, jangan ngambek dong, kayak anak gadis aja." Gibran mulai menjalankan motornya membelah jalanan. Tiba-tiba dia teringat sesuatu. "Btw, ini ke rumah gedongan lo atau ke SHC?" tanyanya sedikit berteriak.

"Emmmmmm, mampir ke SHC bentar."

"Mampir doang? Mau ngapain?"

Jeda sekian detik dan masih belum terdengar sahutan dari Kris. Jangan-jangan cowok itu tidak mendengarnya.

Gibran berdecak sebal. "Woi, Krisableng!"

"Apaaaaa? Jangan ajak ngobrol napa, udah tau lagi di jalan."

Setelah itu Gibran bungkam, fokus mengendarai motor sampai tiba di SHC. Ketika Kris sudah turun, lelaki itu menahan ransel Kris.

"Tunggu, gue tau kenapa lo cuma mampir ke sini."

Kris memutar bola mata, jengah. "Apa?"

"Lo pasti mau ngecek si Sak ada atau engga, kan?"

"Hm."

"Lo beneran serius sama dia?"

"Nggak tau."

Mendengar respon Kris yang ogah-ogahan, sontak saja Gibran menempeleng kepala cowok itu. "Heh, kalau lo cuma anggap si Sak mirip Sasa, mending ga usah diusik. Lo tau sendiri, pengawalnya si Sak itu cewek-cewek bar-bar. Habis lo!"

"Iyee."

"Lo kapan sadarnya sih, bambang. Jangan gitu lah sama cewek, cuma karena lo rindu Sasa terus lo jadiin mereka pelampiasan. Tobat, Kris, tobat, sebelum karma menjemputmu. Eaaaaa." Gibran terbahak-bahak atas kalimatnya sendiri. Cowok itu memang tidak bisa serius. "Dahlah, gue mau balik, males ngurusin singa kayak lo."

Tanpa menunggu lagi, Gibran segera memutar motornya dan berlalu pergi. Kris memasuki SHC sambil merenungi kata-kata sahabatnya. Apa perbuatannya selama ini salah dan tidak termaafkan? Kris memang tidak pernah memiliki perasaan lebih pada gadis-gadis yang dia pacari.

Lelaki itu menghela napas panjang dan bertekad untuk berhenti menjadi petualang hati. Kris menatap sekeliling, walaupun ada beberapa pengunjung tapi dia merasa tempat ini sepi. Mungkin karena tidak ada satu wajah yang ia kenal di sini.

Kris membuka pintu ruangan Ghea. Dia mengobrol sebentar dengan mamanya, juga izin meminjam mobil untuk pulang. Tidak ingin berlama-lama, Kris langsung saja pamit pada Ghea. Namun tanpa disangka, dia berpapasan dengan Sak ketika mencapai tangga.

You Are Strong [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang