Vingt neuf - Terror

86 20 1
                                    

Harap bersiap, di chapter ini akan terbongkar satu rahasia yang mungkin cukup mengejutkan.

Pelan-pelan ya bacanya:)

Happy reading^^

[Chapter 29]

-o0o-

Rumah Syakira seperti biasa selalu sepi, apalagi sejak ditinggal Davis, semakin tidak ada tanda-tanda kehidupan. Omong-omong soal Davis, Sak bingung mencari kakaknya dimana. Gadis itu tidak tahu teman-teman Davis dan tempat nongkrongnya, mencari di kampus pun tidak mudah. Sak yakin Davis akan kembali padanya nanti, kakaknya itu tidak benar-benar pergi. Sak selalu menyayangi Davis baik mereka saudara kandung ataupun bukan.

Empat cewek remaja sedang duduk lesehan di karpet kamar Syakira. Setengah jam telah berlalu sejak mereka pulang dari klinik dengan tangan Sak yang diperban. Awalnya Sak tidak ingin diperban, cukup dioleskan krim khusus luka bakar saja. Tapi Naswa cerewet, bilang pada dokternya supaya luka Sak diperban. Diam-diam Sak memaki sifat emak-emak lebay yang melekat di diri Naswa.

"Ehm." Sak berdehem sambil melirik sekilas pada tiga temannya yang sedari tadi memasang wajah ganas, seakan jika Sak tidak segera bicara maka mereka akan memanggang cewek itu hidup-hidup.

"Gue ... ehm gue akhir-akhir ini kayaknya lagi diteror deh."

"HAH??!" jerit Naswa dan Aeera, sedangkan Rere diam menyimak. Ekspresi kaget yang ditunjukkan Rere sebatas membulatkan matanya itupun hanya beberapa detik saja.

Sak meringis, gadis itu mamangku si Jeruk dan pura-pura sibuk dengan kucing itu. Rasanya sudah lama sekali Sak tidak bermain dengan kucing itu. Dia merasa seperti orangtua yang jarang pulang karena sibuk lalu menelantarkan anakanya. Beruntung dia tidak pernah lupa menaruh makanan kucing di mangkok si Jeruk.

"Sak ihh, kok lo nggak bilang sih?! Lo pasti takut ya kena teror," seru Naswa panik sendiri, mata cewek itu sampai berkaca-kaca.

"Tujuan teror emang buat menyebar ketakutan. Tapi gue nggak takut, Wa, gue justru penasaran."

"Maksud lo?" tanya Aeera.

"Selama ini gue kan nggak pernah bikin masalah," jelas Sak. Dalam hati, Naswa berdecak mengingat serentetan masalah dan dosa yang Sak buat di sekolah.

"Seinget gue, gue nggak punya musuh. Kaisa juga nggak mungkin musuhin gue cuma karena si Leo, dia bukan tipe perempuan sadis dan bengis. Nah, jadi kenapa gue bisa diteror? Gue bikin masalah apa sih?"

"Dih, bego! Malah bingung sendiri ni anak, harusnya lo yang lebih tau lo ada buat salah atau engga. Gimana sih?!" Aeera berseru sebal.

"Lo diteror gimana emang?" Rere untuk pertama kalinya buka suara.

"Gue dapet SMS atau WhatsApp dari nomor ga dikenal. Terus kemarin gue ketiban pot bunga waktu di SHC dan bikin punggung gue lebam, nah ini yang dimaksud si Ae, punggung gue luka karena itu. Untungnya sih ga kena kepala, di sana gue nemuin kertas yang isinya teror. Kejadian kedua ya hari ini, waktu gue kena minyak panas terus tau-tau juga ada kertas lagi."

"Jadi lo udah dua kali celaka di SHC?" tanya Naswa.

"Umm ...." Sak berpikir sejenak. "Kayaknya udah tiga kali deh. Gue inget yang pertama itu sebelum gue balap motor. Gue kepeleset sampai kaki gue sakit, terus tangan gue juga kena beling. Tapi di sana gue nggak nemuin kertas yang isinya teror."

"WHATTT??!" Naswa makin histeris, cewek itu mendekati Sak, menjauhkan si Jeruk dari pangkuan dan mulai meneliti tubuh Sak.

Tanpa sadar, Aeera dan Rere menahan geram dan amarah, keduanya sama-sama mengepalkan tangan seolah siap meninju orang yang sudah menyakiti Syakira.

You Are Strong [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang