Trente neuf - The Code

86 12 1
                                    

[Chapter 39]



Hari selasa pagi, Syakira terbangun oleh sinar mentari yang masuk menembus tirai jendela. Gadis itu mengerjap-ngerjap, berusaha mengumpulkan nyawanya yang masih tersangkut di dunia mimpi. Sak meraih jam weker di atas nakas, sedetik kemudian dia berteriak kencang seraya melempar jam itu.

"Anjir gue telat, telat, telat. Huwaaaa!" Sak rusuh menyambar handuk dan pergi ke kamar mandi. Tak butuh waktu lama sampai dia keluar dari sana. Sak melakukan semua persiapan dengan kilat. Mandi kilat, memakai baju kilat, memasukkan buku-buku ke tas secara kilat, mengenakan kaos kaki secara kilat lalu turun ke bawah dengan melompati dua anak tangga sekaligus.

"Bang, woi, kenapa nggak bangunin gue elaaah? Gue telat tau!" omel Sak pada Davis yang sedang menyeruput kopi.

"Lah, lo ngapain pake sekolah? Libur dulu lah."

"Gitu yaa, gue pengen meliburkan diri malah nggak boleh, disuruh sekolah. Sekarang giliran gue mau sekolah malah disuruh libur."

"Yaa, lo kan sekarang lagi sakit."

"Engga kok, Bang, gue sehat. Nggak liat apa dari tadi gue udah energik banget, nih."

Davis menatap Sak intens seolah tengah memindai kondisi gadis itu. Memang sih, Sak terlihat sangat bersemangat pagi ini, seperti kejadian semalam tidak pernah terjadi. Terlupakan begitu saja.

"Buruu, Bang anterin gueee." Sak menarik lengan Davis sampai berdiri. "Ayo ih, gue nggak mau jadi santapannya Bu Taya."

Belum sempat Davis menjawab, terdengar suara klakson dari arah depan rumah. Sak mengeryit bingung, dia bergerak ke arah pintu untuk mengecek, kalau-kalau itu adalah mobil sahabatnya.

"Loh, LEOOOO! Ngapain lo di sini?" Sak terkejut, bukannya mendapati Naswa, Rere atau Aeera, Sak justru menemukan Kris yang sedang bersandar di badan mobilnya.

"Gue ya mau jemput lo, Sak."

"Hah? Jemput?" beo Sak.

"Iya Sak, lo sama Kris dulu ya. Abang mau pergi sekarang, ada urusan." Davis tiba-tiba menyahut dari belakang Sak. "Ini kotak bekal, isinya roti buat lo sarapan. Nanti makan pas di mobil ya." Pemuda itu menyodorkan kotak bekal pada Sak. "Nah, udah sana berangkat."

Beberapa menit kemudian, mobil Kris sudah melaju membelah jalanan menuju sekolah. Suasana di dalam mobil begitu hening, Sak sibuk mengunyah sarapan yang telah dibuat Davis, sedangkan Kris fokus mengemudi.

"Hari ini kita kenalan sama pelatih basket baru, kan?" Kris tiba-tiba membuka suara.

Sak melambatkan kunyahannya, baru ingat jika hari ini adalah jadwal ekskul basket. Agenda untuk ekskul nanti adalah perkenalan dengan pelatih baru lalu latihan pertama untuk persiapan pertandingan. Sak lupa membawa kaos ganti dan jersey basket.

Shit, batinnya.

Dia juga lupa tangannya masih diperban, pasti akan menghambat proses latihan nanti.

Double shit, rutuknya dalam hati.

Syakira sekarang tahu, alasan kenapa selama ini dia selalu mendapat luka di kaki dan tangannya. Ternyata dendam Kenta sebegitu besarnya. Pemuda itu tahu betul Sak menyukai basket. Bisa dikatakan kaki dan tangan adalah aset bagi seorang pebasket. Maka dari itu Kenta mengincar kaki dan tangannya.

"Woii, Sak, kok lo ngelamun, sih?" Kris menjentikkan jarinya di depan wajah Sak, membuat gadis itu tersadar.

"Le, gue lupa nggak bawa kaos ganti sama jersey."

Kris menoleh pada Sak dengan tatapan tidak percaya. Dia bersiap mengomeli cewek itu kalau saja tidak ingat dengan kejadian semalam. "Gue nyimpen kaos di loker, lo bisa pake punya gue."

You Are Strong [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang