Tekan ⭐ dulu sebelum baca yaa^^
[Chapter 13]
-o0o-
"Sak antar ini ke meja nomor empat."
"Oke Bang Ken. Sini-sini." Syakira mengambil alih nampan berisi tiga gelas kopi di tangan Kenta. Tanpa disuruh dua kali, Sak berjalan ke meja nomor empat.
Di meja itu, ada tiga pemuda yang menurut Sak adalah mahasiswa. Mereka terlihat mengobrol seru dan harus terhenti karena kedatangan Sak.
"Wih, kakak-kakak suka kopi pahit ya," celetuk Sak melihat tiga cangkir kopi itu berwarna hitam pekat tanpa ada campuran susu.
"Emangnya kenapa?" Salah satu pemuda itu bertanya.
"Ga apa-apa, bagus aja."
"Kok bagus?"
"Kopi pahit aja kalian suka, apalagi gue yang manis ini hehe," jawab Sak penuh canda. Sontak tiga pemuda itu tertawa. Sudah dibilang kan, Sak ingin betah kerja di sini. Itu artinya tidak hanya cukup berteman baik dengan rekan kerja, tapi juga harus berteman dengan pelanggannya.
"Bisa aja lo. Lo pegawai baru ya, gue baru liat soalnya."
"Yap. Tapi masa sih baru liat? Perasaan kita pernah ketemu deh."
"Oh ya, dimana?"
"Di persimpangan hati gue."
Tiga pemuda itu mendengus geli dengan bibir berkedut. "Lucu banget, anak siapa sih?" Salah satunya bertanya ringan.
Pertanyaan itu memancing Sak untuk mengingat mama dan papa yang sudah lama tidak dia temui. Cewek itu cepat-cepat berdehem lantas tersenyum lebar. "Gue emang lucu bahkan sebelum ada di perut Mama gue."
"Haha, iyain deh."
"Btw, nama lo siap-"
"Ehmm!" Kris tau-tau sudah ada di belakang Sak, memotong obrolan. "Kerja yang bener," ucapnya dingin dan datar sebelum melengos pergi. Sak mengerutkan keningnya, bergumam, sejak kapan Kris ada di sana dan omong-omong tadi itu Kris atau Reza? Kok dingin gitu?
"Kenapa dia ngomong gitu sama lo?"
"Entah, dia sih ngakunya pemilik kafe ini. Tapi masa iya bocah kayak gitu yang jadi bos gue? Nggak percaya deh." Sak terkekeh sejenak. "Ya udah deh, gue mau balik lagi ke singgasana. Sorry ya gue ganggu waktu kalian. Silahkan menikmati." Di akhir kalimat dia menangkupkan kedua tangan, bergaya seperti pramusaji restoran berkelas.
"Santuy aja, lo nggak ganggu kok."
Kemudian Sak kembali ke singgasana, meja kasir maksudnya. Dan tak butuh waktu lama dia disibukkan kembali oleh pelanggan yang terus berdatangan memenuhi seisi kafe. Sepertinya pekerjaan ini memang cocok untuk Sak yang hiperaktif. Lihatlah, lincah sekali dia mencatat lalu mengantar pesanan dari satu meja ke meja lain.
Sak sebenarnya sadar bahwa pergerakannya diawasi oleh dua pasang mata sejak tadi. Pertama, Kris. Ya, cowok itu berdiri di dekat pintu dapur, memelototi dirinya terang-terangan. Sak merasa risih, untuk apa pula dia diawasi seperti itu? Namun Sak tidak peduli dan memilih tenggelam dalam kesibukan.
Lalu yang ke dua, Kenta. Jika Kris memandang dirinya terang-terangan, maka Kenta justru secara diam-diam. Pemuda itu terus mencuri pandang pada Sak. Tapi segera melanjutkan meracik kopi ketika matanya bertemu dengan Sak.
Sebetulnya Syakira merasa tidak nyaman. Tapi ayolah siapa yang tidak meleleh dilirik cowok ganteng macam Kenta. Syakira baper. Dan kebaperannya mengabaikan rasa tidak nyaman itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
You Are Strong [END]
Teen Fiction- Jika dunia dan seisinya melemahkanmu - --- Kris dan Syakira adalah dua orang yang sama-sama terluka. Mereka juga dua orang yang sama-sama mengejar ambisi menjadi pemimpin klub basket. Ketika mereka saling membuka rahasia, apakah keduanya akan sali...