Vingt huit - Again

92 20 0
                                    

Happy reading^^

[Chapter 28]

-o0o-

"Sak mau mampir kemana dulu nih?" Kris melirik sekilas perempuan yang duduk di sebelahnya.

Malam ini dia menggunakan wrangler kesayangannya untuk mengantar Syakira pulang. Tentu setelah memenangkan perdebatan alot dengan Kenta. Pemuda itu terus saja memaksa Sak untuk pulang bersamanya. Kris tidak suka mendengar nada bicara Kenta yang menurutnya aneh, dia tidak bisa membiarkan Sak bersama pemuda itu lebih lama lagi. Dengan segala argumennya, Kris mematahkan paksaan Kenta.

Beruntung dia membawa jeep ke SHC tadi, setidaknya Sak bisa sedikit rileks jika di mobil daripada di motor Kenta. Sejujurnya, Kris masih penasaran dengan punggung Sak, rasa bersalah menyerangnya saat melihat bagaimana ekspresi kesakitan Sak. Lelaki itu tidak mau melihat Sak terluka lagi, cukup kejadian di Paris yang menjadi pukulan telak baginya.

"Nggak usah lah, Le, udah malem banget. Besok masih sekolah."

"Iya deh."

"Lo tiap malam selalu ke SHC ya? Nggak ada kegiatan lain gitu? Belajar? Main?" Sak bertanya karena beberapa alasan. Pertama, dia mulai mengantuk sebab lagu galau yang diputar di dalam mobil. Gadis itu tidak mau tertidur dan memutuskan untuk mengajak Kris mengobrol. Kedua, Sak penasaran dengan kehadiran Kris yang terlalu sering di SHC. Bukannya tidak boleh, Sak tau SHC itu milik keluarga Kris, tapi apa cowok itu tidak main dengan Gibran dan Reza? Kris itu bukan anak rumahan. Ketiga, Sak hanya ingin bersikap baik pada Kris.

Syakira sebenarnya agak bingung. Seingatnya dulu, ketika kelas sepuluh, dia dan Kris tidak pernah bersama dalam radius satu meter tanpa bersitegang. Kapanpun dan dimanapun, saat keduanya berpapasan maka percikan-percikan itu selalu turut ada. Berdebat, bertengkar, saling menjahili, saling mengatai, saling mengejek, begitulah.

Tetapi, entah sejak kapan mereka mulai mengendurkan kewaspadaan. Keduanya sama-sama melangkah mendekat dengan lebih baik, berhadapan, lantas tanpa kata menawarkan pundak masing-masing untuk bersandar. Dan semua itu mengalir secara natural, terjadi begitu saja tanpa disadari.

"Ya, adalah kegiatan lain. Gue belajar, gue juga main, tapi semua itu dilakukan di SHC." Kris menjawab pertanyaan Sak beberapa saat lalu.

"Nah, kenapa? Soalnya lo sering banget nongol di sana."

"Rahasiaaa." Cowok itu tertawa ketika melihat Sak yang mencebikkan bibirnya.

"Hmm gue tahu, lo pasti mau modus ya?"

"Modus sama siapa?"

"Ya sama para pelanggan lah, lo kan hobinya flirting ke cewek random."

Kris tersenyum kecut, tidak menduga jawaban Sak. Percakapan mereka terhenti, digantikan lengang yang cukup panjang sampai akhirnya mereka tiba di rumah Sak.

Gerbang rumah Sak terbuka lebar, menunjukkan seorang perempuan yang sedang duduk bermain ponsel di teras. Perempuan itu mendongak ketika merasakan keberadaan orang lain. Dia melangkah mendekati wrangler yang menampung Kris dan Sak.

"Eh, ada Aeera," sapa Kris sok ramah.

"Apa? Masalah buat lo?" Aeera bukannya balas menyapa malah melotot, nyolot.

"Dih, galak banget. Lo ngapain di sini?"

"Dia tinggal bareng gue sampai abang gue yang kayak Bang Toyib itu balik." Yang menjawab justru Sak.

"Abang lo kemana emang?"

"Nggak tau, kabur setelah ngambek. Nanti juga balik lagi." Meski mengatakannya dengan santai, Kris tahu Sak menyembunyikan kegetiran di dalamnya.

You Are Strong [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang