Kalau ada typo atau saran agar cerita ini lebih baik, jangan sungkan buat kasih tau Shifa lewat komentar ya~!
•••
"Dan pada akhir dari cerita ini, kamu tetap menjadi bagian dari kenangan menyenangkan yang tak bisa kumiliki."
-Huang Renjun
•••
"So, that's the end of this story,"
Dahi gadis itu mengernyit setelah mendengar penuturan dari teman kampusnya yang berasal dari negara yang sama seperti dirinya.
"Are you kidding me? Itu bukan akhir namanya, Nay!"
Gadis itu berdecak kesal. Perpisahan yang menggantung seperti itu dinamakan ending? Yang benar saja!
Nayeon terkekeh pelan. "That's the end of the story, Natasya. Aku serius,"
Gadis itu menarik nafas panjang. "Hal yang ngegantung kaya gitu gak bisa jadi akhir cerita, Nayeon."
Nayeon mengangkat kedua bahunya. "Aku cuma mau mereka endingnya pisah gitu aja,"
Natasya membuang nafas kasar. "Tapi Nay-"
"Itu kan akhir buku pertama, akhir mereka nanti aku tulis di buku kedua. Tenang aja," potong gadis itu diakhiri kekehan pelan.
Natasya berdecak kesal. "Tapi kamu serius kalo cerita yang kamu tulis itu kisah nyata kamu sama seseorang?"
Gadis itu mengangguk pelan. "Dia itu cowo yang suka banget cari masalah yang ujungnya bikin kita debat cuman gara gara hal yang sepele. Dia bilang biar dia aja yang rindu sama aku. Padahal kan kenyataannya nggak bisa gitu! Kenyataannya, aku juga rind-"
Gadis itu berdecak kesal. "Intinya, dia itu orang yang bener bener nyebelin!! Pasti males deh kalo kamu ketemu sama orang kaya dia!"
Natasya terkekeh pelan. "Kayanya dia orang yang menyenangkan ya? Sampe sampe, kamu nyeritainnya semangat kaya gini."
"Bukan gi-"
"Berarti syal yang kamu pake sekarang, itu dari dia?" tanya Natasya lagi.
Gadis itu terdiam. Pandangannya kini beralih menatap syal putih yang sedang ia pakai lalu mengusap syal itu dengan lembut. Nayeon mengangguk kecil.
"Di musim dingin kaya gini, syalnya nyaman banget. Bahkan lebih hangat dari pada syal lain yang aku punya. Aku suka,"
•••
Setelah menunggu cukup lama, akhirnya pesanan yang mereka tunggu datang juga. Tepat saat pelayan cafe itu menyimpan pesanan mereka berdua di atas meja, tiba tiba saja Nayeon mendengar lagu 'let her go' diputar di seluruh penjuru cafe.
Hanya saja, lagu itu bukan dinyanyikan oleh penyanyi aslinya, melainkan oleh suara orang lain.
Suara seseorang yang sangat Nayeon kenal.
🎶Well, you only need the light when it's burning low
Only miss the sun when it starts to snow
Only know you love her when you let her go
Only know you've been high when you're feeling low
Only hate the road when you're missing home
Only know you love her when you let her go
And you let her go
KAMU SEDANG MEMBACA
Sebuah Rasa [Selesai ]✔
Ficção Adolescente"Bener ya kata orang. Jarang di balik pertemanan gak keselip sebuah rasa. Contohnya kaya gue sama dia sekarang," - Huang Renjun. "Cuma lo yang sukses bikin hati gue gak karuan kaya gini, Renjun! - Im Nayeon. ...