[ Chapter 20 ] Akhir Sebuah Pertemuan

230 52 40
                                    

"Duduk disini, mari bercerita tentang segala hal asal jangan tentang perpisahan,"

-Lee Jeno

•••


Dengan hati yang berantakan, seorang pemuda melajukan motornya dengan kecepatan yang sangat kencang. Bahkan, ia tak memperdulikan beberapa umpatan kasar yang di berikan beberapa orang selama perjalanan.

Pemuda itu menarik nafas pelan, lalu memberhentikan motornya. Ia mengusap wajahnya gusar. Suasana hatinya benar benar campur aduk.

Hatinya hancur.

Benar benar hancur.

Tangannya bergerak merogoh saku jaket, mengeluarkan ponselnya, lalu membuka aplikasi percakapan.

My Bunny🐰

Iris matanya menatap lekat lekat sebuah nama yang masih ia sematkan. Nama kontak gadis itu masih sama, seperti perasaannya.

Pemuda itu mengusap wajahnya gusar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Pemuda itu mengusap wajahnya gusar. Menarik nafas perlahan untuk menenangkan hatinya. Ia harus pergi dari kehidupan Nayeon.

Ia juga harus siap jika suatu saat nanti, Nayeon memilih lelaki lain yang menjadi pendampingnya.

Tak apa hatinya patah, asal gadis itu bahagia.

Perlahan, ia melajukan motornya kembali, tepat saat sebuah mobil dengan kecepatan tinggi menghantam motornya keras dari arah belakang.

Brak!!

Pemuda itu merasa tubuhnya terlempar sangat jauh lalu terhantam di atas tanah dengan sangat kencang.

Tubuhnya mati rasa.

Pikirannya kini melayang jauh bersamaan dengan cairan merah yang keluar dari sekujur tubuhnya.

Bagaimana jika ia tak dapat lagi melihat gadis yang ia cintai?

Pandangannya tiba tiba saja memburam bersamaan dengan cairan bening yang keluar dari pelupuk matanya. Ia menangis. Bukan karena kesakitan, bukan.

Segala rasa takut tiba tiba datang menyelimutinya. Ia takut jika nanti ia tak bisa melihat kedua orang tuanya lagi.

Ia belum membahagiakan kedua orang tua yang telah membesarkannya sampai saat ini

Pemuda itu takut jika nanti ia tak bisa bangun lagi.

Lelaki itu menarik nafas pelan lalu berujar lirih. "Maafin gue Nay."

Ting!

Ting!

Ting!

Ting!

Sebuah Rasa [Selesai ]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang