"Percuma gue khawatirin lo selama ini,"
-Im Nayeon
•••
"Mas, mba, bangun. Jangan tidur disini. Jam besuk sudah habis," ujar seorang perawat sambil menepuk pudak seorang pemuda yang tertidur.
Pemuda itu membuka matanya, mengedarkan pandangan ke sekitar sambil sesekali mengucek matanya perlahan.
"Kalau boleh tau sekarang jam berapa ya sus?"
"Jam 10 malam mas. Saya permisi duluan ya," balas perawat itu lalu melangkahkan kakinya pergi.
Guanlin menghela nafas perlahan. Mengumpulkan nyawanya yang masih belum terkumpul. Iris matanya kini beralih pada seorang gadis disampingnya yang masih terkelap dalam mimpi.
"Yeon, bangun. Ayo pulang," ujar Guanlin sambil menepuk pipi Nayeon.
"Lima menit lagi," balas Nayeon tanpa membuka matanya.
Guanlin berdecak sebal. Sejak dulu, sifat gadis ini tidak berubah. Susah bangun! Nayeon gak sadar apa kalo mereka masih di rumah sakit.
Ide jahil tiba tiba terlintas dipikirannya. Ia tersenyum lalu berbisik pada Nayeon yang masih setengah tertidur.
"Kalo kamu nggak mau bangun. Aku gendong,"
"Gendong aja, gak takut." Balas Nayeon masih dengan mata terpenjam.
Itu pasti hanya ancaman agar dirinya bangun kan! Mana mungkin lelaki ini berani menggendong dirinya di depan umum.
Tiba tiba saja pergerakan mendadak dilakukan seseorang pada tubuh Nayeon, sukses membuat Nayeon membuka matanya, terkejut.
"ALIN!! KAMU NGAPAIN!! TURUNINN! MALU TAUU!!!"
Ternyata perkataan pemuda itu serius! Guanlin benar benar menggendongnya di depan umum!!
Sejenak, mereka berdua menjadi pusat perhatian. Bahkan, beberapa diantaranya kini sudah mulai membicarakan mereka.
"Alin, turunin ih. Malu tau," Bisik Nayeon pelan.
"Suruh siapa tadi gak nurut," balas Guanlin cuek lalu berjalan pelan, tak memperdulikan perkataan perkataan Nayeon yang meminta dirinya turun.
Nayeon berdecak kesal. Lelaki ini memang keras kepala!!
Gadis itu menghela nafas pasrah sambil sesekali menutup matanya, malu. Ia benar benar tak mau melihat tatapan tatapan aneh dari setiap pasang mata yang melihatnya seperti ini.
Setelah sampai parkiran, Guanlin langsung menurunkan Nayeon lalu menaiki motornya.
"Yeon,"
"Apa?" balas Nayeon kesal sambil menaiki motor Guanlin.
Guanlin terkekeh pelan mendengar balasan Nayeon yang terdengar kesal. "Jangan marah dong. Yeon malah makin cantik kalo lagi marah. Nanti Alin makin suka sama kamu gimana?"
Nayeon mengulum senyum. "Terserah kamu!"
"Ternyata kamu makin berat ya," celetuk Guanlin yang langsung dihadiahi pukulan di kepalanya oleh Nayeon.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sebuah Rasa [Selesai ]✔
Ficção Adolescente"Bener ya kata orang. Jarang di balik pertemanan gak keselip sebuah rasa. Contohnya kaya gue sama dia sekarang," - Huang Renjun. "Cuma lo yang sukses bikin hati gue gak karuan kaya gini, Renjun! - Im Nayeon. ...