[ Chapter 9 ] Ungkapan?

379 118 186
                                    

"Entah apa yang terjadi padaku. Jantung terasa berdebar saat kau menatapku dan mengatakan satu hal yang membuat bibir ini membisu,"

-Im Nayeon

•••

"Dihukum ya?" Tanya Sana sinis.

Nayeon terus melanjutkan aktivitasnya, tanpa memperdulikan perkataan Sana ataupun tatapan tatapan sinis yang mengarah padanya.

Gadis itu tak perduli! Ia hanya ingin cepat cepat menyelesaikan hukumannya lalu pergi dari sini!

"Mampus," ujar Sana saskartik.

Menyadari Nayeon yang tak menghiraukannya, wanita itu langsung menginjak lantai yang baru saja Nayeon bersihkan. 

"Ups, sori. Disengaja," Kata dia.

Nayeon langsung menghentikan aktivitasnya, menghela nafas pelan lalu menatap tajam manik wanita di hadapannya. Orang seperti ini tidak bisa hanya di diamkan saja!!

Nayeon berdecak pelan. “Mau lo apa, sih? Perasaan gue gak pernah ada satu pun masalah sama lo.” Wanita itu menyunggingkan senyumnya lalu berjalan pelan mendekati Nayeon.

"Mau gue?" tanyanya sambil menunjuk diri sendiri. Wanita itu menghela nafas lalu kembali berujar.

"Lo jangan deket deket sama Renjun. Gak pantes,"

"Emang lo sendiri ngerasa pantes deket deket Renjun?" balas Nayeon saskartik. Gadis itu terkekeh pelan lalu kembali berujar. 

“Renjun aja belum tentu seneng deket-deket sama orang kaya lo.” 

SKATMAT!

Sana yang merasa dirinya dipojokkan, langsung menarik rambut Nayeon secara tiba tiba menggunakan kedua tangannya. Nayeon terkejut dan langsung berusaha melepaskan cengkraman wanita itu pada rambutnya.

Tenaga lawannya ini benar-benar kuat!!

"Lepas!"

"Gak akan!!"

Ide gila tiba-tiba saja terlintas dipikiran Sana. Gadis itu kini menarik paksa Nayeon untuk menghadap ke arah dinding.

Nayeon yang tahu apa yang akan dilakukan wanita ini terus memberontak dengan sekuat tenaga, tapi hasilnya nihil. Semakin kuat ia memberontak, semakin kencang pula tarikan Sana pada rambutnya.

"Lo..lo mau ngapain?! Jangan gila lo!"

Wanita itu hanya menyunggingkan senyum sinis dan langsung memukul-mukulkan kepala Nayeon beberapa kali ke dinding.

"Aww!!"

Dua orang gadis di belakang Sana dibuat terkejut, tak menyangka temannya benar-benar bisa bertindak sampai sejauh ini. Mereka berdua tahu bahwa, ketika Sana berambisi terhadap sesuatu.

Ia akan berusaha menggapainya sampai dapat, bagaimana pun caranya. Tapi caranya kali ini benar-benar berlebihan!

Bisa-bisa mereka berurusan dengan pihak yang berwajib nanti!

Tanpa berfikir panjang, mereka berdua langsung berlari kencang meninggalkan temannya yang sedang menyiksa Nayeon di dalam sana.

"Be..berhenti, please." Lirih Nayeon pelan.

"Nggak! Gue udah sejauh ini. Mereka pasti nggak akan temenan lagi sama gue. Gue gak akan berhenti!!" balasnya lalu kembali memukul-mukulkan kepala Nayeon pada dinding.

Cairan bening luluh dari pelupuk mata Nayeon. Mau sekuat apapun ia menahannya, tetap saja rasa sakit yang hebat mulai menjalar di kepalanya. Gadis itu menangis diiringi cairan merah yang perlahan keluar dari dahinya.

Sebuah Rasa [Selesai ]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang