[ Extra Chapter pt.2 ] Tentang Segala Kenangan yang Usang

128 24 15
                                    

Tangan aku gatel pengen up disini😭💚
Aku baru kirim naskahnya minggu lalu, doain yaa semoga naskahnya diterima(≧∇≦)/

Semoga masih ada yang baca cerita ini yaa

Selamat membaca~!

•••

“Yang hilang bukan kabarnya, tapi perasaannya.”

-Huang Renjun

•••

Gadis itu menarik nafas panjang, menghirup udara segar di tempat kelahirannya ini. Perjalanan pesawatnya tadi benar benar melelahkan. Sedangkan Guanlin terkekeh pelan ketika melihat gadis di sampingnya yang kini berjalan dengan lesu dan tak bersemangat sama sekali. 

Ide jahil terlintas dipikiran Guanlin. Dengan cepat ia mengambil sebuah tas kecil yang Nayeon bawa, berlari sedikit menjauh dari sana lalu berujar kencang.

“Yeon! Jalannya yang cepet dong. Alin mau cepet cepet makan di rumah, nih!”

Gadis itu mendengus kesal. “Ini juga lagi jalan tau! Tas yang aku gendong berat banget!!”

Pemuda itu kini berlari kembali menuju Nayeon lalu menarik pegangan tas yang dibawa gadis itu di punggungnya dengan tangan kanannya-karena Guanlin masih memegang tas kecil gadis ini di tangan kirinya.

Entah Guanlin yang terlalu kuat atau Nayeon dengan tas gendongnya yang terlalu ringan. Saat pemuda itu menarik tas yang Nayeon gendong ke atas, bukan tasnya saja yang terangkat. 

Tapi tubuh gadis itu juga ikut terangkat.

“EH!! ALIN! KAMU NGAPAIN!!”

Guanlin terkekeh pelan. Masih dengan tangan yang menarik tas Nayeon, pemuda itu berujar. “Tasnya ringan loh, Yeon. Buktinya bisa Alin angkat.”

“TAPI BADAN AKU JUGA IKUTAN KEANGKAT, AL! LEPASIN TASNYA!!”

Pemuda itu tertawa dan langsung melepaskan tarikannya pada tas Nayeon lalu berlari menjauhi gadis itu.

“MAKANYA, YEON! MAKAN TUH YANG BANYAK! JANGAN SEDIKIT! JADI KALO TASNYA DITARIK KE ATAS, NGGAK AKAN KEANGKAT BARENG TAS!!”

Karena merasa kesal, Nayeon langsung berlari menuju pemuda yang berdiri tak jauh dari sana. “SINI KAMU!”

“Coba aja tangkep kalo bisa,” tantang pemuda itu sambil menjulurkan lidahnya.

Nayeon berdecak sebal. “Kenapa lo jadi mirip Renjun gini sih, Al!!”

•••

Taeyong tersenyum simpul ketika ia melihat seorang gadis berlari mengejar Guanlin yang kini berlari ke arahnya. Sejak pukul sembilan pagi, Taeyong sudah menunggu adiknya di pintu utama keluar bandara karena tadi malam, gadis itu menelfonnya dan berkata bahwa ia dan Guanlin mengambil jadwal penerbangan pukul setengah tujuh malam untuk pulang ke Indonesia. 

Ketika melihat adik kecilnya yang berlari mendekat, Taeyong langsung berlari dengan cepat lalu memeluk Naya dengan begitu erat. 

“Tiga tahun, Nay. Tiga tahun rumah sepi tanpa lo.”

Nayeon terkekeh pelan sambil membalas pelukan kakaknya itu. “Gue tau lo kangen sama adik cantik lo yang satu ini. Tapi bang-”

Gadis itu menarik nafas pelan lalu berujar lirih. “Tulang gue bisa patah kalo lo peluk sekuat tenaga kaya gini,”

Sebuah Rasa [Selesai ]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang