[Chapter 28] Inside the Box

184 50 45
                                    

"Renjun masih milikin hati kamu, Yeon. Kamu nya aja yang gak sadar,"

- Lai Guanlin

•••

"Kayanya usaha gue selama ini nggak sia sia deh!!" ujar seorang pemuda sambil menatap riang gadis dihadapannya.

Gadis itu berdecak kesal. "Jangan kenceng kenceng, Ren! Kita lagi di kantin sekolah tau!"

Pemuda itu terkekeh pelan. "Lo harusnya liat reaksi cemburunya Nayeon, Ryu. Dia lucu banget!!"

Ryunjin tersenyum kecil, meskipun sesak mulai terasa di dadanya. Sungguh, melihat raut wajah riang pemuda ini saat menceritakan Nayeon, benar benar melukai hatinya.

Gadis itu menarik nafas pelan. Ia menundukkan kepalanya, mengusap pelan kedua matanya guna menghilangkan jejak air mata disana.

Ryunjin bodoh! Jangan nangis depan dia!

Pemuda itu berhenti berbicara setelah ia melihat gadis dihadapannya tiba tiba saja menunduk sambil menutupi wajahnya menggunakan kedua tangannya.

"Lo kenapa?"

Tak mendapat jawaban dari Ryunjin, pemuda Huang mengangkat wajah gadis itu menggunakan kedua tangannya, menatap manik gadis itu lekat lekat.

"Lo sakit? Pusing? Mata lo kok merah?"

Ryunjin menggelengkan kepalanya pelan. "Gue cuma kelilipan doang. Agak perih sedikit,"

Ryunjin pikir dengan ia berbohong, pemuda ini akan berhenti mengusiknya lalu kembali menceritakan tentang Nayeon pada dirinya.

Tetapi, Ryunjin salah.

Pemuda ini tiba tiba saja meniupi mata Ryunjin secara perlahan. Gadis itu langsung merutuki Renjun dalam hatinya.





















Renjun gila!!!!!!!!!

Ryunjin yang diperlakukan seperti itu tiba tiba saja merasa senang sekaligus sedih dalam waktu bersamaan.

Gadis itu merasa bahagia karena dirinya bisa sedekat ini dengan pemuda yang ia cintai. Bahkan, akhir akhir ini, pemuda ini sering memberikan beberapa perhatian kecil padanya.

Beberapa perhatian yang mampu membuat Ryunjin semakin jatuh hati pada pemuda ini.

Sesak mulai terasa di dadanya ketika ia menyadari satu hal, bahwa pemuda ini tak memiliki perasaan yang sama seperti dirinya; yang artinya seberapa lama pun ia memendam perasaannya, hasilnya akan akan berujung pada satu hal.


















Sia sia.

"Masih perih gak? Mau gue bawain obat tetes mata?" Tawar pemuda itu yang dibalas gelengan pelan oleh Ryunjin.

Pemuda itu tersenyum simpul. Tangannya kini bergerak mengusap pelan rambut gadis dihadapannya.

"Makasih ya, buat semua hal yang udah lo lakuin buat gue."

Ryunjin membuang nafas kasar. Rambutnya yang diusap, tetapi mengapa hatinya yang berserakan sekarang?

"It's okay, Ren. Gue bakal selalu ada buat lo ko-"

"Makannya pelan pelan Yeon, belepotan kan jadinya."

Perkataan tersebut sukses membuat Pemuda Huang dan Ryunjin menolehkan kepalanya, menatap ke arah sumber suara.

Mereka melihat seorang pemuda yang sedang mengusap pinggiran mulut gadis di sampingnya menggunakan tisu.

Nayeon terkekeh pelan. "Makasih Al,"

Sebuah Rasa [Selesai ]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang