[ Chapter 18 ] Menyadari Sebuah Rasa

251 54 35
                                    

"Hati gue harusnya gak boleh jatuh sama orang kaya lo!"

-Im Nayeon

Happy Reading guys❤

•••

Gadis itu terus berlari sambil sesekali menyeka air matanya. Baru saja, baru saja ia berfikir Renjun setulus itu padanya. Tapi ternyata ia salah.

Huang Renjun.

Lelaki yang baru saja mendiami hatinya, kini termasuk dalam daftar orang yang ia benci. Atau mungkin memang sejak awal harusnya seperti itu.

Apa lelaki itu hanya berfikir jika perasaannya adalah bahan permainan belaka?

Lalu bagaimana jika hatinya sudah terlalu jatuh, apa mungkin dengan mudahnya lelaki itu merobeknya tanpa perasaan?

Jika iya, lelaki itu telah berhasil. Renjun berhasil merebut hatinya lalu menggoreskan luka yang cukup dalam.

Tzuyu berusaha mengejar Nayeon lalu mendekapnya dalam pelukan. Mengusap lembut punggung Nayeon.

"Gue gak nyangka, hati gue bisa  jatuh sama cowo kaya dia," ujar Nayeon dengan suara parau.

"Lo gak bisa milih dimana hati harus berlabuh Nay,"

Nayeon terisak. Kenyataan yang selama ini ia abaikan kini menghantuinya. Ia telah jatuh pada Renjun, sejak 2 tahun lalu, tepat saat Masa Orientasi Siswa baru dimulai.

•••

"Lo tau gak sekarang jam berapa?"

Gadis itu terdiam, ia tak berani menatap manik lawan bicaranya. Di hadapannya, terdapat seorang kakak tingkat wanita sedang menatap tajam dirinya.

"Maaf kak, tadi saya-"

"Telat bangun? Basi tau gak alasan lo,"

Gadis itu kembali terdiam sambil merutuki dirinya sendiri. Andai saja tadi malam tidak menonton drama korea favoritnya sampai larut, mungkin ia tidak akan terlambat dan berakhir dimarahi kakak tingkatnya seperti ini.

"Liat sini," tegas wanita itu.

Perlahan, gadis itu mendongkakkan kepalanya, memberanikan diri menatap manik kakak tingkatnya.

"Jadi nama lo Nayeon?" tanya wanita itu setelah membaca name tag yang tergantung di leher Nayeon.

"I..iya kak,"

"Pake ini," titahnya sambil menyodorkan topi kerucut pada Nayeon.

"Sekarang hukuman pertama lo. Beliin gue milkshake chocolate yang ada di Cafe Bunny,"

"Tapi kak, bukannya cafe itu agak ja-"

"Lakuin atau gak gue tambah hukuman lo!"

•••

Setelah menempuh jalan pintas, akhirnya ia sampai di depan tempat bertuliskan 'Cafe Bunny'. Ia memegang lutut nya sembari menghela nafas perlahan.

Jarak sekolah dengan cafe ini mungkin cukup membakar lemaknya selama libur sekolah.

Saat membuka pintu cafe, betapa terkejutnya ia saat melihat antrian para pembeli yang mayoritasnya siswa dan siswi seperti dirinya. Nayeon menghela nafas kasar lalu ikut mengantri bersama yang lain.

Sebuah Rasa [Selesai ]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang