[ Chapter 25 ] Menghapus Jejak Perasaan

200 48 40
                                    

Sebelumnya Shifa mau ngucapin Terimakasih banyak buat violetaeology karna udah bikinin ini buat akuヽ(*≧ω≦)ノ

Sebelumnya Shifa mau ngucapin Terimakasih banyak buat violetaeology karna udah bikinin ini buat akuヽ(*≧ω≦)ノ

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ini bagus bangettt!!! Sekali lagi makasih yaaaa. Shifa seneng banget(≧∇≦)/

Happy Reading~••

"Yeon khawatir sama Alin aja, buat Alin itu udah lebih dari cukup."

-Lai Guanlin

•••

Pagi itu, seorang pemuda berdiri di samping motornya, sedang menunggu seseorang sambil sesekali menendang kerikil di bawahnya.

"Alin!" panggil seorang gadis sambil berlari ke arahnya.

"Yeon lama banget sih. Untung aja Alin jemputnya pagi. Kalo nggak kita bisa telat tau!" rutuk Guanlin sambil mengusap gemas rambut gadis dihadapannya.

"Jangan diacak acak. Nanti iketannya lepas lagi!!!"

Guanlin tersenyum jahil lalu perlahan melepas ikatan rambut gadis itu. "Jangan diiket. Nanti banyak yang suka. Alin kan cemburu,"

Nayeon menarik nafas pelan. "Ternyata 3 tahun study di Jerman bikin kamu jago gombal ya."

"Jangan jangan, kamu juga gombalin cewe bule disana lagi?" lanjutnya diakhiri kekehan pelan.

"Nggak!! Alin kaya gini cuma sama kamu aja kok! Alin kan sukanya sama Yeon!! Masa iya Alin gombalin cewek lain!"

Nayeon terkekeh pelan setelah melihat respon pemuda dihadapannya. Kalimat yang baru saja Guanlin katakan, mengingatkan Nayeon pada seorang pemuda yang pernah mengatakan hal serupa padanya.

'Gue sukanya cuma sama lo kok'

Dan ya, seperti yang kalian tahu. Kalimat itu kini menjadi sebuah kebohongan terbesar yang pernah Nayeon dengar seumur hidupnya. Kebohongan yang bahkan dengan mudahnya membuat gadis itu percaya bahwa Renjun benar benar mencintainya.

Huang Renjun. Sudah saatnya gadis itu membuktikan bahwa ada atau tanpa kehadiran pemuda itu dihidupnya, ia akan tetap bahagia.


















































Semoga saja.

•••

"Kepala lo masih sakit?" tanya Ryunjin sambil membantu seorang pemuda turun dari taksi.

Sebuah Rasa [Selesai ]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang