"Bener ya kata orang. Jarang di balik pertemanan gak keselip sebuah rasa. Contohnya kaya gue sama dia sekarang," - Huang Renjun.
"Cuma lo yang sukses bikin hati gue gak karuan kaya gini, Renjun! - Im Nayeon.
...
Guanlin tersenyum jahil lalu perlahan melepas ikatan rambut gadis itu. "Jangan diiket. Nanti banyak yang suka. Alin kan cemburu,"
Nayeon menarik nafas pelan. "Ternyata 3 tahun study di Jerman bikin kamu jago gombal ya."
"Jangan jangan, kamu juga gombalin cewe bule disana lagi?" lanjutnya diakhiri kekehan pelan.
"Nggak!! Alin kaya gini cuma sama kamu aja kok! Alin kan sukanya sama Yeon!! Masa iya Alin gombalin cewek lain!"
Nayeon terkekeh pelan setelah melihat respon pemuda dihadapannya. Kalimat yang baru saja Guanlin katakan, mengingatkan Nayeon pada seorang pemuda yang pernah mengatakan hal serupa padanya.
'Gue sukanya cuma sama lo kok'
Dan ya, seperti yang kalian tahu. Kalimat itu kini menjadi sebuah kebohongan terbesar yang pernah Nayeon dengar seumur hidupnya. Kebohongan yang bahkan dengan mudahnya membuat gadis itu percaya bahwa Renjun benar benar mencintainya.
Huang Renjun. Sudah saatnya gadis itu membuktikan bahwa ada atau tanpa kehadiran pemuda itu dihidupnya, ia akan tetap bahagia.
Semoga saja.
•••
"Kepala lo masih sakit?" tanya Ryunjin sambil membantu seorang pemuda turun dari taksi.