[Chapter 12] Pernyataan Cinta

348 90 138
                                    

"Lo itu bikin gue pusing tau. Kadang gini kadang gitu. Sikap lo plimplan itu suka bikin gue salah faham sama lo!"

-Im Nayeon

•••

Setelah Haechan dan teman teman yang lain pulang, tersisa hanya Renjun dan Nayeon di sana. Bilangnya sih Renjun mau bantuin dulu Nayeon buat beresin kekacauan yang mereka buat.

Renjun bertugas menyapu ruang tengah, sedangkan gadis itu bertugas untuk mencuci semua piring yang kotor.

"Tumben amat lo mau bantuin gue," ujar Nayeon memecah keheningan.

"Bilang makasih kek udah dibantuin." Sindir pemuda itu.

"Iya deh iya. Makasih ya Huang Renjun karena lo udah mau bantuin gue."

Setelah itu, mereka kembali fokus sama pekerjaan mereka masing masing. Gadis itu merasa beruntung karena kakaknya-Taeyong- belum pulang sampai saat ini. Karena jika sampai Taeyong pulang dan melihat rumah yang masih berantakan. Percaya deh, suara teriakannya yang kaya toa itu bakal kedengeran sampe rumah tetangga.

Kira kira dia pasti teriak gini;

"GILA LO DEK!!! RUMAH KITA JADI KAYA KANDANG TAPIR GINI YAAMPUN!!"

"Ini buku apaan Nay? Mau dipindahin kemana?" kata Renjun sambil ngebuka buku itu.

Eh tunggu.

Buku ituuu...












































"DIARY GUE WOY JANGAN DIBACA!!!"

Pemuda itu tak memperdulikan teriakan Nayeon dan terus membaca buku yang ia temukan di bawah televisi itu.

"Wah lo bucin juga ya ternyata," Renjun ketawa ketawa sambil baca isi bukunya.

Nayeon merutuki dirinya sendiri. Kenapa coba ia harus ceroboh meninggalkan buku privasinya di sana! Mana sekarang buku itu dibaca sama musuhnya sendiri lagi!!

Mau ditaruh dimana wajahnya nanti!!!

"Simpen gak?!"

"Gak mau." Balas Renjun sambil menjulurkan lidahnya.

"Renjun!!!"

Dengan cepat, Nayeon langsung berlari mengejar Renjun. Percuma saja tadi mereka membereskan sofa dan lainnya.

SEMUANYA BERANTAKAN LAGII!!!

•••

Hosh

Hosh

Hosh

Merasa usahanya sia-sia, Nayeon langsung mendudukan diri di atas sofa sambil mengatur nafasnya yang tak karuan. Gadis itu sudah tak perduli dengan diary miliknya yang masih berada di genggaman musuhnya itu.

"Emangnya siapa sih pangeran tanpa kuda yang lo sebut sebut di sini??" tanya Renjun lalu mendudukkan diri di samping Nayeon.

Itu lo Renjun!! Elo!!!!!

"Emang perlu lo tau?" balas Nayeon sarkastik.

"Perlu." Balasnya tegas sambil menatap tajam manik gadis itu.

"Lo emangnya siapa gue??" tanya Nayeon dengan nada menantang.

"Calon pacar lo!"

"Masih calon kan! Belum jadi!! Gue juga belum tentu mau kok jadi pacar lo!"

Sebuah Rasa [Selesai ]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang