"Perasaan senang ketika memikirkanmu, kini perlahan melukaiku Nay; Andai saja kamu tahu."
-Huang Renjun
•••
"Kenapa dia secepet ini dapet pengganti?" ujar seorang pemuda yang terbaring lemah di rumah sakit.
Pemuda itu membuang nafas kasar. Mengapa sejak tadi pikirannya terus menerus memutar kejadian kemarin malam? Tepat saat ia melihat siluet seorang gadis yang sedang menyandarkan kepalanya pada bahu seseorang.
"Gue gak bisa Nay. Gue gak bisa bahagia liat lo sama orang lain. Maaf,"
Mata pemuda itu perlahan memanas. "Gue gak bisa matiin perasaan gue gitu aja Nay,"
"Gue gak bisa,"
Renjun mengusap wajahnya kasar. Ia tak boleh egois seperti ini. Nayeon berhak bahagia dengan caranya sendiri. Dengan atau tanpa Renjun disampingnya.
Tapi mengapa hatinya tetap merasa tak rela?
Tiba tiba saja pintu kamarnya terbuka perlahan, memperlihatkan seorang gadis yang sedang tersenyum manis pada Renjun.
"Halo Ren,"
"R..Ryunjin?"
•••
"Lo apa kabar? Udah lama gue gak denger kabar lo. Taunya lo malah masuk rumah sakit,"
Renjun terkekeh pelan. "Kabar gue baik. Kabar lo gimana? Gak kerasa ya, udah lama banget kita pisah,"
Ryunjin mengangguk pelan. "Udah 3 tahun yang lalu, tapi gue masih ngerasa baru kemarin kita masih sama sama,"
Renjun menghela nafas lalu tersenyum simpul. "Itu jalan yang terbaik buat kita Ryu. Kalo hubungan kita dipaksa terus, gue gak yakin kita masih bisa temenan sampe sekarang,"
"Oh iya. Lo udah punya gebetan baru belum? Pasti udah kan," celetuk Renjun berniat mencairkan suasana.
Ryunjin menarik nafas pelan lalu tersenyum simpul. Rasa sakit mulai menjalar di hatinya. Sejak hubungan mereka berdua berakhir, gadis itu belum bisa membuka hatinya untuk orang lain.
Mau disangkal beberapa kali pun. Ia harus menerima kenyataan bahwa hatinya masih menyimpan rasa untuk pemuda dihadapannya; sampai saat ini.
"Nggak. Gue masih suka kaya gini, sendirian. Punya hubungan tuh ribet tau," balas Ryunjin diakhiri kekehan pelan.
"Gue boleh cerita gak sama lo?" tanya pemuda itu sambil memandang langit langit kamarnya.
"Lo yakin mau cerita sama gue? Secara kan gue mantan lo?" tanya Ryunjin ragu.
Renjun melirik ke arah Ryunjin lalu tersenyum simpul. "Gue percaya sama lo. Lagipula kita berdua masih 'temenan' kan?"
Lagi lagi perkataan pemuda ini mengetuk perasaannya. Menyadarkan Ryunjin akan satu hal jika sampai saat ini, Renjun yang hanya menganggapnya sebatas teman; tidak lebih.
"Mau cerita apa?"
Renjun menarik nafas pelan lalu menatap mata gadis itu dengan sendu.
"Gue baru putus Ryu,"
Ryunjin terkejut. "Hah? Lo putus?"
Renjun mengangguk lalu tersenyum hambar.
"Gue yang salah. Gue suka sama dia udah lama banget. Dan sayangnya, gue udah hancurin kepercayaannya. Wajar kalo dia akhirnya kecewa."
KAMU SEDANG MEMBACA
Sebuah Rasa [Selesai ]✔
Teen Fiction"Bener ya kata orang. Jarang di balik pertemanan gak keselip sebuah rasa. Contohnya kaya gue sama dia sekarang," - Huang Renjun. "Cuma lo yang sukses bikin hati gue gak karuan kaya gini, Renjun! - Im Nayeon. ...