37. KAKI GAJAH

2.1K 154 13
                                    

🎻

Rabu, 19 Juli 2023

37. KAKI GAJAH

"Aku sangat takut jika suatu saat nanti kamu akan meninggalkan aku sendirian, Ra"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Aku sangat takut jika suatu saat nanti kamu akan meninggalkan aku sendirian, Ra"

-SASGARA ERRIAN ZILARDION-

37. KAKI GAJAH

"Apa sakit?"

"Eng-gak" Elak Abrianna padahal kakinya benar-benar sakit dan sepertinya terkilir.

Bryan menghentikan langkahnya sehingga membuat Abrianna berhenti dan merasa heran. Kedua mata Bryan memandang manik mata Abrianna, keduanya sempat terpana sampai Bryan menyelipkan tangannya pada leher Abrianna dan juga belakang lututnya, membawa Abrianna ke dalam pelukannya yang tentu saja membuat Abrianna terkejut.

"Jangan bohong, gue tau kaki lo kekilir"

Bukannya menjawab, Abrianna justru mengagumi orang yang sedang membawa beban badannya sampai perempuan itu tersadar jika keduanya sudah sampai di Apartemen milik sang pria.

Bryan menempelkan jempolnya pada Handle pintu dan pintu Apartemen pun terbuka, kemudian Bryan mendudukkan Abrianna hati-hati lalu ia memegang kaki Abrianna, ia berniat akan melepaskan haihelsnya tapi Abrianna menolaknya.

"Eh eh gue bisa sendiri!" Abrianna melepaskan haihelsnya kemudian ia meletakan hailels itu dan semuanya tidak luput dari pandangan Bryan.

"Tunggu" Ujar laki-laki itu, kearah dapur sehingga pandangan Abrianna tidak luput dari punggung gagah itu karena kebetulan ruangan tamu dan dapur berdekatan meskipun beberapa senti meter letaknya.

Lima menit menunggu pria itu, sekarang ia membawa sebuah mangkuk dan handuk kecil kemudian tanpa banyak bicara menarik pelan kaki sang wanita sampai sang wanita merasa terkejut dengan apa yang dilakukan oleh sang pria.

"Gue bisa sendiri" Tolak Abrianna mentah-mentah, ia tidak mau merepotkan Bryan.

"Mulut lo bisa diem?"

Seketika bibir Abrianna terkunci tidak berani untuk berbicara. Bryan mulai meletakan handuk kecil yang terasa cukup panas dikaki Abrianna, ia dengan hati-hati mengompresnya seperti barang berharga yang takut pecah dan itu semua tidak luput dari pandangan Abrianna.

"Apa panas?" Tanyanya masih telaten saking telatennya ia tidak melirik kearah Abrianna begitu sang wanita tidak menjawab, Bryan mengangkat kepalanya dan bertepatan itu pandangan keduanya bertemu tapi Bryan buru-buru memutuskannya. Ia mengulang pertanyaannya kembali.

"Abrianna, apa panas?"

Pertanyaan Bryan mampu membuat Abrianna tersadar dari lamunannya "Hah? Hahaha enggak, enggak panas"

SASGARA (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang