46. PELUK AKU

1.4K 64 8
                                    

🎻

Minggu, 1 Oktober 2023

46. PELUK AKU

"Tidak ada laki-laki yang tulus mencintaiku, selain Ayahku"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Tidak ada laki-laki yang tulus mencintaiku, selain Ayahku"

-AMORA EDELWEISS-

46. PELUK AKU

Hujan yang deras mengguyur setiap rumah, jalan dan pepohonan terutama sebuah gundukan tanah yang masih basah harus terguyur oleh hujan. Kuburan kecil yang terdapat mahkluk kecil harus kedinginan oleh air yang jatuh dari atas sehingga membuat ibu yang melahirkan bayi mungil yang tidak berdosa itu membuat ibunya mengamuk didalam sebuah rumah.

"Pi, biarin aku pergi, anak aku pasti kedinginan! Dia butuh aku, Pi!"

"Anak kamu tidak akan kedinginan sayang" Hati Riana rasanya sangat sakit melihat kondisi Putri kesayangan seperti ini.

"Alesha gak mungkin kedinginan, Ra" Abrianna juga merasakan hal yang sakit, sama seperti mertuanya bahkan ia sudah menitikkan air matanya melihat kondisi sahabatnya.

"Alesha pasti kedinginan! Hue harus kesana!" Amora semakin memberontak minta dilepaskan bahkan ia harus menahan rasa sakit diperutnya. Hujan yang semakin deras dan juga disertai petir semakin membuat Amora khawatir dan memberontak melupakan rasa sakit diperutnya, padahal lukanya kemarin baru diobati belum kering dan masih basah.

Daniel dan Bryan harus ekstra menahan Amora karena tenaga Amora rasanya sangat besar yang membuat Bryan merasa kewalahan, entahlah seolah-olah Adiknya ini memiliki kekuatan super.

"LEPAS!"

Amora terus menangis dan menjerit minta dilepaskan dari genggaman sang Ayah dan Kakaknya, yang sedang menghadang dirinya untuk keluar.

"Tenang dulu nak"

"Dari tadi semua orang bilang tenang dan tenang! Bagaimana aku bisa tenang jika anak aku kedinginan!"

"ALESHA GAK MUNGKIN KEDINGINAN AMORA!" Kesal Bryan, ia sampai harus berteriak didepan wajah Adiknya agar membuat Amora tidak memberontak. Ia tau ia salah tapi, dengan cara ini Adiknya akan diam.

Amora yang mendengar bentakan dari Bryan langsung merosot kebawah lantai yang dingin yang membuat Riana dan Abrianna langsung menghampiri Amora.

Daniel yang melihat itu melakukan hal yang sama, tanpa ia duga Putrinya memeluk dirinya, Putrinya menangis dalam pelukannya. Menangis sejadi-jadinya seolah-olah menumpahkan semuanya pada dirinya, Daniel melirik istrinya dan putranya lalu ia mengusap-usap punggung Putri.

SASGARA (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang