Bab 10 | Fii Amanillah

277 48 172
                                    

Happy reading, semoga suka dan bermanfaat ya❤️

Aku tak pernah khawatir tentang apapun yang terjadi dalam hidupku, sebab sejak 50.000 tahun yang lalu Allah telah menuliskan takdir untukku

Perjalanan Cinta Menuju Jannah

Setelah makan malam, Malik mempersiapkan barang-barang apa saja yang akan ia bawa ke Mesir. Tak terasa lusa sudah berangkat, berat rasanya meninggalkan tanah air dan keluarga besarnya. Namun, insya Allah kerja kerasnya akan terbayar suatu saat nanti.

Terlebih lagi Malik harus meninggalkan pekerjaan sehari-harinya yaitu mengajar, pasti dia merindukan tingkah murid-muridnya. Sebelumnya juga dia sudah berpamitan di sekolahnya bahwa dia akan melanjutkan S2 di Mesir.

List membawa apa saja yang harus Malik bawa sudah ia persiapkan, seperti baju untuk kuliah, kemeja, perlengkapan salat, obat-obatan, perlengkapan mandi, buku-buku, Al Qur'an, dan lain-lain sudah ia masukkan ke dalam tas ransel dan koper.

Beberapa berkas-berkas juga sudah Malik persiapkan seperti paspor, visa, KTP, fotokopi ijazah, pas foto, dan lain-lain.

Kedua matanya menangkap sebuah figura kecil di atas nakas, tangannya meraih foto itu lalu mengusap lembut.

Ditatapnya foto keluarganya yang pasti dia selalu rindukan, tak ingin berlarut lama kemudian dia masukkan ke dalam tas.

Kling!

Ponselnya berdenting menandakan ada sebuah pesan, baru saja Malik memasukkan barang-barangnya kemudian meninggalkan sebentar ke meja kerjanya.

Tangannya meraih benda pipih itu kemudian membuka aplikasi WhatsApp.

Keluarga besar SMP NEGERI 01

Bu Syifa

Assalamualaikum, alhamdulilah Bu Meisya sudah sadar dari komanya tadi sekitar ba'da Isya

Bu Risa

Walaikumsalam, alhamdulilah Ya Rabb

Pak Radit

Walaikumsalam, alhamdulilah. Senang saya dengarnya

Malik

Walaikumsalam, alhamdulilah Ya Rabb

Malik langsung mengucap syukur kepada Allah, sekitar satu minggu Meisya masih terbaring lemah di atas tempat tidur rumah sakit, namun alhamdulilah sekarang sudah sadar dari komanya.

Jujur sampai sekarang ini hati Malik masih terukir nama Meisya. Entah sampai kapan dia harus diam-diam mencintai, namun dia tidak mau terlalu dalam dengan perasaannya.

Sekarang dia harus menyongsong masa depannya, karena jodoh sudah tertulis di lauhul mahfudz.

***

Sehabis Isya tadi malam, Meisya dinyatakan sudah sadar dari komanya. Dia merasakan masih sedikit pusing, namun pagi ini keadaannya sudah cukup membaik. Kata dokter jika kondisinya terus meningkat dia akan diperbolehkan pulang. 

Setelah Tante Mia pulang untuk mengurus pekerjaan rumah sekarang digantikan dengan Dira, hari ini Dira sedang tidak ada jadwal catering jadinya pagi ini menjenguk Meisya.

Perjalanan Cinta Menuju Jannah [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang