Happy reading semoga suka dan bermanfaat 💓
"Dari ucapanmu adalah sebuah kalimat yang tak pernah selesai."
Perjalanan Cinta Menuju Jannah
Flashback on
Terkadang tak setiap pertemuan berakhir dengan kebersamaan dan tak setiap perpisahan berakhir secara baik-baik. Ini tentang dua makhluk Tuhan yang dipertemukan dengan rasa yang berbeda, luka dan bahagia sekaligus.
Dokter Irsyad tidak mengawali pembicaraan. Pria itu menunggu wanita yang di depannya untuk mengatakan sesuatu. Ya, wanita itu meminta waktunya sebentar untuk mengobrol di taman rumah sakit.
"Maaf kalau aku ganggu kamu," ucapnya yang akhirnya mengawali pembicaraan.
Dokter Irsyad bergeming. Mengedarkan pandangannya ke arah lain.
Wanita itu berdeham sebentar sebelum mengutarakan niatnya. "Maaf kalau aku tiba-tiba datang lagi di kehidupanmu," ujarnya seraya menunduk merasa bersalah, detik selanjutnya. "Masih ingat aku?"
Dokter Irsyad hanya tersenyum tipis, terlihat menunjukkan reaksi ketidaksukaan. "Saya enggak melupakanmu, Kay."
Manik mata wanita itu berbinar seraya tersenyum lega mendengar ucapan Dokter Irsyad.
"Termasuk kelakuanmu yang menghilang itu dan selingkuh di belakang saya," tandas Dokter Irsyad.
Padahal baru saja merasakan kelegaan, namun sekarang hatinya seperti tertusuk belati. Ucapan pria itu begitu menohoknya.
"Enggak seperti yang kamu kira... Ka-"
Belum selesai wanita itu menyelesaikan kalimatnya, terdengar suara nada dering mengalun dari ponsel Dokter Irsyad. Lantas pria itu pergi menjauh untuk menerima telepon.
Tidak lama Dokter Irsyad kembali, pria itu berdiri dengan memasukkan kedua tangannya ke saku serta sorot matanya tertuju pada wanita di depannya. "Maaf saya tinggal karena ada kepentingan yang urgent," ucapnya.
"Dan ingat...." Dokter Irsyad menggantungkan kalimatnya, detik selanjutnya. "Saya enggak butuh penjelasan dari kamu, permisi."
Detik itu juga, Dokter Irsyad melangkah pergi meninggalkan wanita itu yang menatapnya dengan tatapan berkaca-kaca karena ucapan pria itu membuat hatinya sakit.
Flashback off
"Bang!" Arya menggoyangkan bahu putranya karena sedari tadi makanan yang tersaji tidak disentuh sedikit pun.
Dokter Irsyad mengelus dadanya karena tersentak kaget. "Pa, ngagetin aja."
"Habisnya, Abang, cuma dilihatin aja makanannya... Dipanggil juga enggak nyahut," ucap Arya yang menyadari tingkah aneh putranya.
Arya menyodorkan beberapa lauk makan malam ke arah putranya. "Dimakan, Bang," ucapnya yang diangguki oleh putranya.
Dokter Irsyad mengambil tempe orek dan tumis kangkung ke dalam piringnya yang sudah tersaji dengan nasi kemudian pria itu melahap dan tak lupa berdoa terlebih dahulu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perjalanan Cinta Menuju Jannah [END]
Romance"Bagaimana rasanya memendam perasaan pada seseorang yang dulu kuanggap sebatas teman?" Jadilah wanita seperti Fatimah yang menjaga kesucian cintanya hingga setan saja tidak mengetahui. Begitu pula dengan Ali, jadilah pria yang berani melamar putri...