Epilog

175 11 10
                                    

Happy reading, semoga suka dan bermanfaat ya❤️

Flashback on

“Sebelumnya aku minta maaf kalau mengganggu. Aku mau bilang makasih sudah mau berteman denganku, maaf kalau kehadiranku hanya menyakiti perasaan Kakak dan mengganggu. Terima kasih telah mencintaiku.” 

Kata-kata Meisya terus memenuhi isi pikiranku. Entah mungkin ini pertemuan terakhirku dengannya karena satu minggu lagi akad nikah Meisya dan Malik akan berlangsung.

Setelah Meisya dan Awa pergi, kubuang napas pelan, berusaha menenangkan hatiku. Tanganku masih memegang sebuah undangan yang Meisya berikan tadi.

Undangan berwarna putih dengan corak berwarna biru laut dan di bagian depan terdapat pita dan hiasan huruf M&M. Perlahan kubuka undangan itu meskipun rasanya sesak ditambah suara gemercik air hujan yang deras seperti suasana hatiku.

Kubaca tiap-tiap huruf yang tertulis di sana mulai diawali maksud isi undangan ini yaitu acara walimatul ‘ursy kemudian  surat Ar- Rum ayat 21 kemudian nama pasangan kedua mempelai dan terakhir tempat serta waktu acara tersebut.

Melihat Malik yang latar belakangnya dari keluarga pesantren dan dia mengejar S2 hingga ke Mesir membuat aku yakin bahwa Malik memang tepat menjadi pendamping hidup untuk Meisya.

Tak hanya itu, semoga Malik selalu menjaga Meisya sebagaimana almarhum ayahnya yang membesarkan Meisya tanpa seorang ibu.

“Ya Rabb, perkenankan hamba untuk menghapus rasa ini kepada seseorang yang telah menjadi milik orang lain. Izinkan hamba untuk meninggalkan rasa ini karena-Mu. Pertemukan hamba dengan seseorang yang ditakdirkan menjadi tulang rusuk hamba, perlihatkan hamba atas akhlak dan taat karena-Mu.”

Flashback off

Aku sudah siap mengenakan kemeja motif etnik lengan panjang berwarna gelap sementara celana dan sepatu berwarna hitam. Rambut yang telah kusisir belah samping dan diberi gel rambut sehingga berkilau.

Tidak lupa aku menyemprotkan parfum di bagian tubuh lalu memakai jam tangan berwarna hitam di pergelangan tangan kiri.

Kling!

Sebuah notifikasi pesan dari Haidar membuatku segera membuka room chat.

Haidar

Bro langsung ketemuan di sana ya, nanti masuknya bareng sama Awa

Gue sama Nadine otw

Irsyadillah

Oke, gue otw sekarang

Hari ini adalah walimatul ‘ursy Meisya dan Malik. Kebetulan acara walimatul ‘ursy dilaksanakan ba'da Isya sehingga aku masih bisa buka praktek dari pagi sampai sore.

Perlahan kumulai menghapus perasaanku pada Meisya. Aku menepis rasa cinta yang dulu bersemayam di hati. Ingat, Syad,enggak boleh suka sama istri orang!

Dengan langkah cepat aku turun ke lantai satu dan segera menuju ke garasi. Ternyata mobil papa baru saja datang, segera aku berpamitan.

“Pa, Abang, berangkat ya. Assalamualaikum,” ucapku seraya mencium punggung tangan papa.

“Wa’alaikumussalam. Hati-hati, Bang, sampaikan salam Papa ke Meisya ya,” balas Papa yang kuangguki sebagai jawaban.

Perjalanan Cinta Menuju Jannah [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang