Bab 32 | Bunga Tidur

143 27 9
                                    

Happy reading semoga suka dan bermanfaat 💓

"Jangan kamu butakan keburukan seseorang hanya dengan satu kesalahan."

Perjalanan Cinta Menuju Jannah

"Assalamualaikum, Bro...."

Sapaan hangat dari suara bariton laki-laki yang tak asing baginya membuat aktivitasnya terhenti.
Dokter Irsyad mendongakkan kepalanya mendapati sahabatnya muncul di depan pintu ruangannya.

"Wa'alaikumussalam," balas Dokter Irsyad lalu mempersilahkan Haidar duduk di depannya.

Haidar mengangguk mengiyakan lalu mendorong kursi itu ke belakang kemudian mendaratkan pantatnya.

"Sibuk ya?" tanya Haidar melihat sang sahabat yang berkutat pada laptopnya.

Dokter Irsyad hanya mengangguk sebagai jawaban kemudian dia mendongakkan kepalanya. "Tumben ke sini? Ada perlu?"

Haidar terkekeh pelan. "Boleh enggak nih gue minta waktu lo bentar?"

Dokter Irsyad menghentikan aktivitasnya, bola matanya berputar ke sana kemari seraya mengetuk-ngetuk bolpen ke meja memikirkan ajakan Haidar.

"Besok gimana?"

Haidar menekuk wajahnya, detik selanjutnya. "Sibuk banget emang?"

Dokter Irsyad mengangguk lagi sebagai jawaban.

"Please bisa ya? Gue mau ngomong bentar," ajak Haidar. Pria itu mengatupkan kedua tangannya di depan dada. "Please... Lima menit."

"Ya udah tinggal ngomong di sini," kata Dokter Irsyad santai. Pria itu kembali lagi berkutat dengan laptopnya.

Secara tiba-tiba, Haidar menarik laptop Dokter Irsyad dengan kedua tangannya. Sontak, Dokter Irsyad menghentikan aktivitasnya.

"Dar! Laptop gue mau dibawa kemana?!" tanya Dokter Irsyad dengan kesal karena melihat Haidar sudah keluar dari ruangannya sambil membawa laptopnya.

Dengan kilat, Dokter Irsyad menyambar buku kerjanya sekaligus ponselnya lalu buru-buru mengejar Haidar. Bola matanya fokus mengarah pada seorang pria berkemeja warna burgundy yang berlari ke arah keluar rumah sakit.

Haidar memasuki kafe yang berada di sebelah rumah sakit membuat langkah Dokter Irsyad menuju ke arah sana. Sesampainya di kafe, Dokter Irsyad mengedarkan pandangannya mencari keberadaan Haidar.

Haidar dengan tampang yang tak punya dosa sudah duduk di kursi yang berada di dekat jendela. Pria itu melambai-lambaikan tangannya ke arah sang sahabat yang baru saja memasuki kafe.

Dokter Irsyad sudah ingin marah dan mengumpat yang tidak-tidak pada Haidar. Namun, dia menahan dirinya karena sedang berada di tempat umum.

Meskipun dia tidak memakai jas putihnya, tetapi beberapa para co-ass menyapa menyadari keberadaannya.

"Calm, Bro," kata Haidar sambil menepuk-nepuk bahu pria berkemeja warna beige di depannya.

Dokter Irsyad melotot tajam ke arah Haidar. "Gila lo."

Haidar terkekeh kemudian menyodorkan kembali laptop Dokter Irsyad.

"Lo mau ngomong apa?"

"Bentar, pesen minum dulu. Haus, Bro," kata Haidar kemudian memanggil pelayan kafe.

Perjalanan Cinta Menuju Jannah [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang