Bab 17 | Menjauh

226 36 150
                                    

Happy reading semoga suka dan bermanfaat ya ❤️

"Justru lebih sulit jika kita tidak melakukan 'ikhlas' karena akan menumbuhkan rasa sakit dan dapat menimbulkan penyakit."

Perjalanan Cinta Menuju Jannah


Mobil berwarna hitam melaju dengan kecepatan sedang membelah kota Yogyakarta sore ini.

Seorang pria tengah fokus menyetir sesekali mengecek ponselnya. Kacamata hitam yang bertengger di hidung mancungnya karena menghindari silaunya cahaya matahari.

Drrrtttt...

Getaran ponsel menandakan ada sebuah pesan, tepat di lampu merah segera dia membuka ponselnya dan mengecek room chat.

dr. Ammar, Sp.DV.

Saya tunggu di rumah sakit


Irsyad

Oke Dok, saya ke sana sekarang


Setelah mematikan ponselnya kemudian Dokter Irsyad menancap pedal gas saat lampu beralih warna hijau.

Kruk... Kruk

Perutnya berbunyi, meminta diisi dengan makanan nutrisi. Perjalanan cukup jauh membuat Dokter Irsyad belum makan siang padahal sekarang sudah menunjukkan pukul empat sore.

Sambil melihat-lihat kiri jalan alhasil Dokter Irsyad menemukan minimarket 24 jam. Dia tidak mungkin mampir di rumah makan karena dokter spesialis dermatovenerology sedang menunggunya.

Roda mobil berbelok ke kiri seraya lampu sen kiri menyala, setelah roda berhenti dan mematikan mesin mobil.

Kemudian Dokter Irsyad melepas seatbelt lalu turun dari mobilnya dan masuk ke minimarket 24 jam itu.

Kakinya melangkah ke rak bagian roti. Tangannya mengambil dua roti rasa cokelat dan kacang kemudian membuka kulkas mengambil sebotol teh hijau. Tak lama langkahnya bergerak menuju kasir.

Dokter Irsyad seketika membulatkan matanya saat mendapati seorang wanita mengenakan seragam kerja tengah kebingungan di depan kasir.

Dalam beberapa meter Dokter Irsyad menunggu wanita itu untuk pergi terlebih dahulu agar tidak mengetahui keberadaannya sekarang. Sejak kejadian seminggu lalu memang dia berniat menghindar, namun Allah justru mempertemukannya sekarang.

Lima menit berlalu. Dokter Irsyad melirik ke arah jam tangannya sekarang sudah menunjukkan pukul setengah lima lebih lima belas menit, dia harus buru-buru keluar dari minimarket karena sudah ditunggu oleh Dokter Ammar.

Meskipun wanita itu masih di depan kasir, Dokter Irsyad tak menghalangi langkahnya untuk membayar belanjaannya di kasir.

Dugaan Dokter Irsyad benar kalau wanita itu memang kebingungan karena lupa membawa uang.

“Berapa totalnya? Biar saya bayar sekalian,” ucapnya seraya memberikan keranjang belanjaannya ke meja kasir.

Refleks wanita itu menoleh ke arah belakang, benar dugaannya kalau itu Meisya.

Perjalanan Cinta Menuju Jannah [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang