Bab 21 | Kebimbangan

161 39 104
                                    

Happy reading, semoga suka dan bermanfaat ya ❤️

Terlalu menumpuk rasa yang dipendam hingga sulit untuk diungkapkan

Perjalanan Cinta Menuju Jannah

"Kamu sendiri gimana? Ada rasa suka sama Nak Irsyad?"

Pertanyaan sang ayah membuyarkan lamunan Meisya. Sungguh, tak pernah terpikirkan olehnya untuk menyukai Dokter Irsyad. Meisya menggeleng sebagai jawaban.

Melihat gelengan putrinya dari arah spion membuat Fadil terkekeh pelan. "Ayah, bilang sama Nak Irsyad jangan pernah meninggalkan sebuah janji karena janji belum tentu bisa ditepati... Dan, Ayah, harap kalian sama-sama saling berbenah diri In Syaa Allah kalau kalian berjodoh suatu saat nanti jika waktunya sudah tepat kalian akan bersama."

"Kalian belum ada hubungan apa-apa, Ayah, harap kalian tetap saling menjaga karena setan dengan gampangnya menghasut manusia. Ingat, zina itu enggak hanya zina mata, tetapi zina hati, zina pikiran, dan sebagainya."

Meisya menangapi ayahnya dengan mengangguk patuh, detik selanjutnya. "Tapi gelagat Dokter Irsyad enggak menunjukkan sikap aneh, Yah... Masih kayak dulu, nyebelin."

"Hustt... Jangan ngomong gitu, Sya, bisa aja kan Nak Irsyad menutupi rasa gugupnya dengan sikapnya yang menyebalkan? Jangan pernah menilai manusia dengan satu sudut pandang saja."

Dari kaca spion, Fadil bisa melihat putrinya hanya diam dan mengiakan ucapannya. Sebelum mengutarakan niatnya, Fadil berdeham sebentar. "Ayah, pesan sama kamu agar kamu selalu menjaga izzah dan iffah sebagai wanita. Bagi, Ayah, kamu itu mutiara yang paling berharga... Jadi jangan ngecewain, Ayah, sama almarhumah Bunda ya."

"Untuk perihal Nak Irsyad... Ayah, serahin ke kamu gimana baiknya, tentu, Ayah, akan selalu bantu doa."

"Meisya!"

Lengkingan dari Mbak Syifa membuyarkan lamunan Meisya. Wanita yang memasuki kepala tiga itu menatap Meisya dengan raut wajah menyeramkan seraya berkacak pinggang.

"Dipanggil dari tadi enggak nyahut, ngelamunin apa sih?!" tanya Mbak Syifa dengan nada naik satu oktaf.

"Ck, lihatin tuh mie ayam kamu sampai medhok gitu," decak Mbak Syifa sebal.

"Astaghfirullahaladzim... Enggak mikirin apa-apa kok, Mbak. Ini mau makan," jawab Meisya seraya memasukkan potongan mie itu ke dalam mulutnya.

Suasana kantin terbilang sepi karena para siswa sedang melaksanakan KBM yang baru saja memasuki jam kedua. Kebetulan Mbak Syifa dan Meisya sedang tidak ada jadwal mengajar.

"Udah baca doa belum?" tanya Mbak Syifa seketika Meisya menepuk jidatnya.

"Hehe belum," balas Meisya seraya menyeringai tak berdosa.

Kemudian Meisya menengadahkan tangannya membaca doa ketika lupa membaca doa makan.

Dari 'Aisyah radhiyallahu 'anha, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,

إِذَا أَكَلَ أَحَدُكُمْ فَلْيَذْكُرِ اسْمَ اللَّهِ تَعَالَى فَإِنْ نَسِىَ أَنْ يَذْكُرَ اسْمَ اللَّهِ تَعَالَى فِى أَوَّلِهِ فَلْيَقُلْ بِسْمِ اللَّهِ أَوَّلَهُ وَآخِرَهُ

Perjalanan Cinta Menuju Jannah [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang