Happy reading, semoga suka dan bermanfaat ya ❤️
Apa yang melewatkanku tidak akan pernah menjadi takdirku, dan apa yang ditakdirkan untukku tidak akan pernah melewatkanku. – Umar bin Khattab
Perjalanan Cinta Menuju Jannah
"Jangan lupa PR nya dikerjakan ya, sampai jumpa di pertemuan minggu depan. Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh," ucap Meisya mengakhiri pembelajaran."Baik, Bu. Walaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh," balas murid-murid serempak.
Meisya mengangguk dan tersenyum saat murid-muridnya melintas di depannya, setelah memberesi buku-bukunya kemudian dia menuju ke kantor untuk persiapan pulang.
"Sya, pulang naik bus kan?" tanya Mbak Syifa sesampainya Meisya di kantor.
"Iya, kenapa, Mbak?"
"Pulang bareng yuk? Enggak dijemput ayah kamu kan?"
"Asyik! Eumm... Tapi, Meisya, mau ke supermarket dulu, Mbak, kebetulan bahan dapur habis."
"Enggak apa-apa kok sekalian aku antar," ucap Mbak Syifa membuat raut wajah Meisya berbinar-binar.
"Makasih, Mbak Syifa. Alhamdulillah ngirit ongkos pulang," balas Meisya dengan raut wajah sumringah.
Sesampainya di parkiran guru kemudian mobil milik Mbak Syifa menuju ke supermarket yang tak jauh dari sekolah.
***
Seraya mendorong troli salah satu tangannya memegang kertas berisikan daftar belanja yang akan dia beli hari ini.
Langkah Meisya berada di deretan bahan-bahan dapur, tangan kanan Meisya mengambil beberapa mie instan, gula, garam, teh, dan lain-lain.
Karena Tante Mia akhir-akhir ini banyak pesanan dadar gulung membuat Meisya belanja sendiri karena biasanya ditemani Tante Mia jika belanja kebutuhan sehari-hari.
Setelah selesai di deretan bahan dapur kemudian Meisya mendorong trolinya ke arah deretan makanan ringan, salah satu kesukaan Meisya ketika berbelanja adalah membeli makanan ringan.
Sesampai di deretan makanan ringan, bola mata Meisya menangkap seorang anak kecil berusia lima tahun sepertinya ingin mengambil cemilan kesukaannya.
Namun berada di rak paling atas membuat anak kecil tersebut kesusahan untuk mengambil.
Kemudian Meisya melangkah kakinya menuju anak kecil tersebut. Meisya menyamakan tinggi anak kecil tersebut seraya tersenyum hangat.
"Kamu mau mengambil snack ini?" tanya Meisya seraya menunjuk camilan banana chips dengan kemasan berwarna kuning.
Anak kecil itu mengangguk sebagai jawaban.
Kemudian Meisya mengambil camilan tersebut lalu diberikan pada anak kecil tadi.
"Makasih ya, Kak," ucapnya seraya memeluk snack yang barusan saja diambilkan oleh Meisya.
"Sama-sama, ibu kamu di mana? Kok sendirian?" tanya Meisya dengan lembut.
Anak kecil tadi menunjukkan deretan perlengkapan mandi dengan telunjuk mungilnya menandakan posisi ibunya di sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perjalanan Cinta Menuju Jannah [END]
Romance"Bagaimana rasanya memendam perasaan pada seseorang yang dulu kuanggap sebatas teman?" Jadilah wanita seperti Fatimah yang menjaga kesucian cintanya hingga setan saja tidak mengetahui. Begitu pula dengan Ali, jadilah pria yang berani melamar putri...