Saat ini Anta sedang bersantai dihalaman belakang rumahnya sambil membaca komik. Ketenangan Anta hanya berlangsung sebentar dikarenkan kedua mahkluk yang memiliki sifat bagaikan anak kembar itu datang menghampirinya.
Siapa lagi kalo bukan Kris dan Rega dengan Timol yang memeluk erat betis Kris membuat Anta bergidik ngeri.
Kalo gua jadi Timol udah semaput kali,batin Anta.
"Abang!" ucap Rega.
"Hmm" balas Anta.
"Pinjam hp dong" Rega mengadahkan tangannya.
"Buat apa?"
"Buat nonton marsha" Anta memberikan hpnya kepada Rega.
"Nih! jangan sampai lecet"
"Siap 69"
Anta melebarkan matanya, kalian tau arti angka 69? jika tidak tau jangan dicari tau. "Yang bener tu 86 bukan 69!"
"Suka-suka Rega dong!" balas Rega.
Lalu Anta menolehkan kepalanya dan mendapati Kris yang sedang mengelus Timol.
"UUU AAA!" Timol mengangkat kedua tangannya menghadap Anta.
"Apa lo?!" sentak Anta kepada Timol.
Kris langsung mendelik sebal dan menjitak kepala Anta.
Tak
Anta mengelus kepalanya."Aduh! sakit yah"
"Abisnya kamu kasar banget sama Timol, dia minta digendong kamu" ucap Kris.
"Ogah banget nanti Anta ketularan jeleknya Timol"
"Ayah sunat juga mulut kamu Nta! nih gendong Timol ayah ke mau dalam" Dengan tidak ikhlas Anta menggendong Timol sontak Timol langsung memeluk Anta.
"Heh mol! jangan peluk-peluk gua!"
"Udah si nta biarin aja belajar jadi ayah yang baik" ucap Kris sambil menaik turunkan alisnya.
Anta menatap Kris datar.
"ANTAA!!"
"IYA BUN!"
"UU AA" Timol menutup telinganya mendengar teriakan Anta.
"Bacot banget sih lo nyet!" sinis Anta sambil menarik pelan ekor Timol.
Anta menghampiri bundanya."Kenapa bun?"
"Tolong kamu antar ini ke tetangga baru kita ya, bunda denger yang tinggal disini cuma anaknya doang orangtuanya tinggal diluar negeri kasian banget anaknya jauh dari orang tuanya" jelas Fira sambil memberi kotak berukuran sedang.
"Hmm. Nih bunda ambil Timol" Anta ingin melepaskan Timol dari bajunya tapi nihil Timol malah memperkuat genggamannya.
"UU AA!"
"Lepas anjir yakali gua ganteng kayak gini bawa monyet jelek" Anta masih berusaha melepaskan Timol.
"Udah si Timol bawa aja sapa tau tetangga kita suka monyet"
"T-tapi bun"
"Ck! udah sana ah"
Dengan wajah kesalnya Anta membawa Timol sambil memikirkan cara untuk menyingkirkan Timol.
Tidak lama kemudian Anta sampai didepan rumah tetangganya.
Ting tong
"IYA BENTAR!" teriak seseorang dari dalam rumah.
Clek
Pintu rumah itu terbuka dan muncul gadis mungil memakai kaus oblong kebesaran bewarna abu-abu tak lupa dengan rambut yang dicepol asal.
Damn! she so cute,batin Anta.
"Ada apa ya?" suara manis nan lembut itu membunyarkan lamunan Anta.
"I-ini ada kue dari bunda gua" Anta memberikan kotak berukuran sedang itu kepada gadis mungil itu.
Gadis menerima kotak pemberian Anta."Bilang ke bunda lo makasih ya"
"Antariksa Briwijaya" Anta mengulurkan tangannya dan dengan senang hati gadis mungil itu membalas uluran tangan Anta.
"Kejora Safira Murthy"
Anta dapat merasakan tangan lembut milik Kejora, ia sudah bertekad didalam hatinya jika Kejora ada miliknya, milik Antariksa Briwijaya dan tidak akan ada yang bisa mengusiknya.
"UU AA!"
Bom!
Anta yang tadinya menikmati jabatan tangannya dengan Kejora seketika hancur akibat teriakan mahkluk yang ada digendongan nya.
Monyet sialan,batin Anta.
.
.
.
.
TBC.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Indigo Girl [Sudah Terbit]
Teen FictionAntariksa Briwijaya sosok laki-laki yang memiliki tatapan tajam bak elang. Kejora Safira Murthy gadis mungil yang memiliki keistimewaan yang menarik perhatian Antariksa. Dan bukan hanya Antariksa yang tertarik kepada Kejora. Penasaran? "Lo dapat sal...