26

7.3K 728 103
                                    



Sorry for typo, happy readings...



Kini Abi sudah berada di ruang rawatnya, ia belum terbangun semenjak restu membawanya ke rumah sakit. Maklumlah kebo profesional si Abi mah.

Reno sedang menemani anaknya duduk dengan memangku laptop di sofa ujung brankar Abi. Restu sudah pulang 30 menit lalu, dan si Arga belum sempat datang dikarenakan masih ada mata kuliah tambahan.

Kata dokter Abi kelelahan dan tekanan darah anak itu sedikit turun yang mengakibatkan pingsan dan kambuh.

Sebenarnya Abi bisa langsung pulang kerumah, tapi karena ada pemeriksaan dan terapi untuk penyakitnya yang dilakukan besok lusa, Reno memutuskan Abi untuk di rawat.

"Eunghh"

Reno mendengar lenguhan pelan dari anaknya itu, ia menaruh laptop nya dan berjalan menuju ranjang sang anak.


Abi masih mengumpulkan nyawa nya, kemudian menatap sang ayah dengan mata sayu nya.


Reno yang melihat anaknya sudah bangun, tersenyum hangat kemudian melemparkan tanya, "ada yang sakit nak?"

Abi mengangguk pelan, "ayah, Abi mau pulang. Ini sakit hiks" isakan Abi terdengar, ia mengeluh sakit pada punggung tangan yang tertancap jarum infus itu.

"Nanti ya dek, Abi istirahat dulu disini" kata Reno sembari mengelus punggung tangan abi.

"Hiks gamau ayah, Abi mau pulang hiks" bukan nya berhenti Abi malah semakin menangis keras, anak itu selalu sensitif ketika berada di rumah sakit.

"Sssst, nanti kalo Abi udah sehat pasti pulang sayang"

"Huweeee Abi sehat ayah. Tapi ini jadi sakit gara-gara di tusuk-tusuk hiks"


"Sini ayah elus biar gak sakit lagi, udah ya jangan nangis. Ntar kalo Abang restu tau kamu malah di ejek loh"


Abi lumayan tenang ketika menyematkan nama restu disana, bukan nya apa Abi itu badboy bukan anak manja. Kalo Abang yg satu itu tau bisa-bisa jadi bahan nistaan untuknya dan Abi tidak mau.


Setelah aksi menangis tadi dan berakhir tidur kembali meski masih dengan isakan pelannya. Reno masih setia duduk di samping kasur Abi, mengelus pipi putih anaknya yang masih tersisa jejak air mata. Hingga tangannya turun mengelus dada Abi yang naik turun lambat, tarikan nafas Abi terasa berat setelah menangis.

Cklek'

Pintu kamar Abi terbuka menampakan seorang pria dengan sneli dan stetoskop yang menggantung di lehernya.


"Masih tidur?" Tanya nya


"Tadi bangun nangis, terus tidur lagi" jawab reno, kemudian berdiri mempersilakan teman sekaligus dokter Abi untuk memeriksa anaknya.


Juna mengangguk, kemudian menempelkan stetoskop ke dada Abi.


"Gue ganti pake masker oksigen, ini nafasnya anak Lo lumayan berat " ujarnya, kemudian menyuruh suster mengganti nassal Abi dengan masker.



Setelah memeriksa dan mengganti alat bantu nafas untuk Abi, dokter Juna beranjak pamit dan di gantikan dengan kedatangan Arga.


Arga datang masih lengkap dengan tas yang di sampirkan disalah satu lengan nya. Ah bahkan, si sulung itu masih membawa beberapa buku tebal di tangan nya yang kemudian ia letakkan di meja kecil samping sofa.


HASBINAKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang