Sudah seminggu sejak kepulangan nya dari rumah sakit, saat ini Abi menghabiskan hari seperti sediakala.
Memang apasih daily life seorang hasbinaka itu?
Ya apalagi kalo bukan,
Tidur,
Makan,
Dan tidur lagi,
Eh, nggak ding. Ada satu lagi,
Menghabiskan duit ayah. HeheheKalian mau bantuin ngabisin enggak sih?
Di rasa-rasa gue cape,
duit ayah kagak abis-abis anjir.Inget ini bukan sombong ya teman-teman sekalian, cuma ya ini tuh sebuah effort paling besar sebagai anak supaya duit ayah gak mubazir.
Seperti saat ini misalnya, menghabiskan duit ayah dengan cara berbelanja berbagai jenis baju dan barang-barang yang begitu banyak.
Jangan dikira itu barang kebutuhan pribadi ya, nyata nya si tuan muda Abi kita ini belanja baju dan barang seabreg buat di donasiin ke panti-panti asuhan.
Baju yang Abi beli juga beragam, ada baju bayi yang lucu-lucu dengan warna dan kombinasi yang pasti akan cocok untuk di gunakan baby cowok maupun cewek.
Baju-baju anak usia tanggung, dan terakhir anak usia remaja.
Tidak lupa, berbagai mainan dan makanan-makanan kebutuhan pokok lainnya.
Emang seniat itu,
Si tuan muda hasbinaka kita ini.Oh iya, Abi udah gak sekolah guys.
Bukan karna gak mampu finansial loh,
Cuma kesehatan Abi, sering naik turun.
Apalagi, fungsi paru-paru nya kini sudah mulai memasuki presentase 50%.Kelelahan sedikit aja, bengek.
Skip terapi dan obat langsung sesek napas,
Sesek nya udah sampe kaya pencabutan nyawa.Kalo di bilang capek, ya capek.
Abi pengen nyerah, cuma masih banyak
harapan-harapan ayah dan abang-abangnya
buat nyuruh dia tetep bertahan.Dan dengan berat hati, Abi menyetujui untuk homeschooling.
Sedih, gak bisa liat Yuda sama Reno ngebadut lagi di kelas. Kesel, karena gak bisa ngerjain guru-guru lagi di sekolah, dan pengen nangis kalo inget gak bisa lagi makan gorengan kantin apalagi yang minyaknya banyak tumpah-tumpah itu, pengen misuh juga karna udah gak bisa godain ciwi-ciwi monthok kelas pojok.
Aaaaaakkkkkkkk.
Pokoknya Abi, galauuuu brutal.Di karenakan rumah sepi, dan tinggal dirinya seorang. Abi memutuskan nge—drakor, katanya ada drama baru tentang perzombian.
Genre yang abi suka kan emang yang menantang, karena dia LAKIK! jadi tontonan nya kudu LAKIK!
iyain aja udeh yeorubun, anak Reno tar nangis.
Ini bukan drama pertama yang Abi tonton dengan genre yang hampir mirip, sebelum nya Abi nonton yang monster-monster itukan.
Udah ah, bacot mulu kapan nonton nya.
Setelah menghabiskan waktu 3 jam dan menghabiskan 3 episode itu, saatnya menilai dengan memisuh.
"Anjirr mereka yang di kejar, napa gue yang keringetan"
"Gilaaa, gilaa zombie bukan sekedar zombie"
"Gak kaleng-kaleng"
"Itu tadi usus apaan ya, gede amat"
"Astaga, zombie jalur psikopat"
"Anjir, enek gilaaa... Untung gak sambil makan"
"Mau lanjut nonton, tapi stresss gue"
Begitulah kira-kira yang Abi rasakan setelah nonton, apakah kalian sama?
🤮🤮
Tapi, tetep penasaran.
-
Memang setiap masalah yang datang pasti akan ada jalan keluarnya, begitupula dengan semua yang terjadi pada kehidupan keluarga Sanjaya.
Reno sudah memutuskan untuk menyelesaikan masalahnya dengan Aruna begitu—pun dengan Lukman.
Sebetulnya reno tidak memiliki hati selapang itu untuk dengan mudah memaafkan wanita yang sudah melukai anaknya, tapi melihat permohonan dari seorang anak untuk ibunya. Reno tidak sanggup, ia—sadar, ada anak yang masih membutuhkan ibunya—terlebih yang anak itu miliki hanya sang ibu.
Reno tidak mau egois, dengan perasaan penuh amarah—akhirnya ia lepaskan, perlahan membantu anak yang memohon di bawah kakinya untuk berdiri.
"Sudah, jangan kau rendahkan dirimu, Nak. Sudah saya maafkan ibu mu" sontak saja ada kelegaan Toni dari perkataan Reno.
"Om—saya, sekali lagi saya mewakili ibu. Meminta maaf sebesar-besarnya, dan terimakasih untuk kelapangan hati om" ujarnya,
Sedang sang ibu—aruna, beranjak mendekati sang anak laki-lakinya. Memeluk singkat, dan beralih berlutut di hadapan Reno, "a-aku minta maaf, aku tau kesalahan ku besar, bahkan sangat besar padamu, keluargamu dan terlebih pada—ratih sahabatku. Aku benar-benar menyesal. Untuk itu, aku akan menjauh dari kalian dan memulai hidup baru dengan anakku di kota lain. Maaf dan terimakasih. Mas Reno" ucapnya, melirih di kata terakhir
"Aku sudah memaafkan mu, dengan itu kamu harus bisa menerima hidupmu sekarang, ikhlaskan semua yang sudah terjadi. Dan jaga puteramu, dia anak baik dan berbakti, terlebih pada ibu sepertimu. Kalau begitu saya pamit".
Pertemanan menjadi malapetaka, dan berakhir dengan kelapangan hati. Cinta mengubah persahabatan menjadi musuh dalam selimut, melakukan berbagai cara untuk membuat salah satu hancur, namun hancur yang menjadi awal kehancuran nya sendiri.
Dan dengan Lukman sendiri, semua telah usai saat di caffe saat itu.
.
Arga dan restu kebetulan pulang berbarengan, memasuki gerbang tinggi rumah nya.
Arga memarkirkan mobilnya di garasi,
Begitu juga restu memarkirkan motornya.Mereka memasuki pintu utama beriringan,
Sesekali melontarkan pertanyaan aktivitas hari ini satu sama lain.Hingga langkah mereka, berhenti pas di ruang tengah. Disana mereka melihat adiknya tertidur di karpet bulu, dengan bantal bertumpuk lumayan tinggi. Sudah biasa untuk Abi saat ini, katanya biar gak sesek.
Bahkan akhir-akhir ini
adiknya itu tidur dengan duduk.
Membuat mereka seketika menatap sendu sang adik.Si sulung, bergegas memasuki kamar dan berganti pakaian sebelum menemui sang adik.
Dan di ikuti oleh restu,
Karena mulai sekarang
Kata ayah, kalo deket-deket Abi
harus bersih.Pastikan tidak ada kuman yang menempel,
Karena sekarang Abi gampang terinfeksi.
Daya tahan tubuh dan paru-parunya sudah tidak sekuat dulu.Setelah selesai bersih-bersih
Mereka berdua menghampiri sang adik
yang masih setia dengan tidurnya.Masih inget kan kalo Abi itu kebo?
Ya, masih sama kok sampe sekarang.Duduk dengan diam, Arga yang berada di samping kanan Abi sedangkan restu duduk di samping kiri Abi.
Mereka berdua berasa lagi menjaga bayi.
IYA, Bayi besar maksudnya.
Update ntuh, tandain typo ya!
Ramein sebelah juga dong, maksa pokoknya!Imy, 5-2-22.
KAMU SEDANG MEMBACA
HASBINAKA
Fiksi Remaja"Bun, Abi udah ketemu ayah" "Gak nyangka abi juga ternyata punya abang"